![]() |
Ketua Polosoro Suwarto/ Foto Istimewa koranjuri.com |
Pasalanya aksi dugaan premanisme yang dilakukan sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan warga Desa Sawangan membuat pemerintah desa takut dan trauma. Hal itu lantaran, sekelompok masyarakat tersebut merusak fasilitas desa saat audiensi beberapa waktu yang lalu.
"Kami minta kepada aparat penegak hukum khususnya aparat kepolisian segera menindak sesuai aturan yang berlaku. Jangan sampai aksi premanisme di desa Sawangan," kata Suwarto kepada sejumlah media pada Rabu (9/4/2025)
Suwarto menyebut, setelah adanya dugaan aksi premanisme di Desa Sawangan saat audiensi di Balai Desa Sawangan, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah pada Rabu (5/3/2025) kepala dan perangkat desa trauma.
"Kasian para kepala dan perangkat desa tidak bisa bekerja. Mereka masih takut dan trauma," kata Suwarto.
Diketahui sekitar 20 orang yang mengatasnamakan warga menggelar audiensi dengan Pemdes. Namun, sejumlah warga tersebut kurang puas dengan jawaban Pemdes hingga terjadi keributan dan dugaan aksi premanisme dengan nerusak fasilitas desa.
"Harapan kami sesuai arahan dari Pak Gubernur, pihak kepolisian dapat segera menindak dugaan aksi premanisme tersebut," kata Suwarto.
Diketahui, audiensi antara sekelompok orang yang mengatasnamakan warga dan pihak desa pun berakhir dengan kericuhan pada Rabu (5/3/2025) yang lalu.
Audiensi yang dihadiri oleh Wakapolsek Pituruh, Camat Pituruh pun tak mampu mencegah kericuhan. Oleh sebab itu, kepala Desa Sawangan, Sugiri melaporkan kejadian tersebut ke Polres Purworejo.
"Iya betul kami melaporkan pengrusakan fasilitas desa dan dugaan pemerasan saat audiensi yang ke lima dengan sejumlah warga," kata Kades dalam keterangan resminya didampingi penasehat hukumnya Ady Putra Cesario
Informasi yang dihimpun, latar belakang dari aksi ini, massa meminta pemerintah desa setempat untuk transparan dan menunjukan dokumen pertanggung jawaban dana bumdes dan beberapa kegiatan desa yang disinyalir kurang transparan.
Pemerintah Desa Sawangan sudah menjelaskan mengenai transparasi tuntutan warga melalui Laporan Pertanggung Jawaban Desa namun beberapa warga kurang puas.
"Selain pengrusakan ada ancaman juga yang membuat kita semua ketakutan. Sebenarnya kita tidak anti kritik tapi tolong disampaikan dengan cara yang baik," kata Sugiri.
Menurut Sugiri, di tengah pertemuan beberapa warga yang kurang puas kemudian melakukan orasi di balai desa dan membuat suasana tidak kondusif. Kemudian beberapa warga melakukan aksi premanisme dengan melakukan pengrusakan dengan menendang meja kursi dan mengrusaknya sehingga tidak dapat digunakan kembali.
Sementara itu Kapolsek Pituruh AKP Purwanto saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengatakan, saat saat kejadian pengrusakan fasilitas Desa Sawangan tersebut ia tidak di lokasi.
Namun, ia mendelegasikan Wakapolsek Pituruh ke Balai Desa Sawangan.
"Saya waktu itu tidak di lokasi, saya wakilkan ke Pak Wakapolsek. Itu kan sudah laporan ke Polres," kata Kapolsek. (bay)