![]() |
Kunjungan Wabup Dion Agasi / Foto Prokopim |
Dalam kunjungannya, Wabup menyusuri gang-gang pasar, berdialog dengan para pedagang yang mengais rezeki di tengah persaingan ketat dengan pasar modern dan belanja daring. Dari kios ke kios, ia bertanya tentang kondisi penjualan, fasilitas yang tersedia, hingga kendala yang mereka hadapi.
Di lantai dua pasar, Wabup berhenti sejenak di salah satu kios. Seorang perempuan tua, Mbah Siti, duduk di antara tumpukan ikan asin dagangannya. Dengan suara lembut, Wabup menyapa dan menanyakan bagaimana kondisi jual beli hari itu.
“Mbah, jualan ikan asin sudah laku apa belum? Biasanya selesai jualan jam berapa?” tanyanya.
Mbah Siti tersenyum getir. Ia bercerita bahwa saat ini berdagang tidak lagi seperti dulu. Pasar semakin sepi, bahkan di bulan puasa yang biasanya ramai. Banyak orang hanya sekadar lewat, menawar tanpa membeli, atau bahkan hanya melihat-lihat tanpa minat berbelanja.
Wabup menyimak dengan seksama. Ia memahami bahwa kondisi ini bukan sekadar keluhan biasa, melainkan realitas yang harus segera dicarikan solusinya. Salah satu faktor yang menurutnya menjadi kendala adalah tampilan depan pasar yang tertutup, sehingga kios-kios di dalam sulit terlihat oleh calon pembeli.
“Area depan Pasar Baledono ini terlalu tertutup. Nanti kita lihat apa yang bisa dibuka dulu agar lebih menarik perhatian. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk meninjau ulang rekayasa lalu lintas, agar transportasi umum bisa lebih mendukung aktivitas pasar ini,” ujarnya.
Tak hanya itu, Wabup juga melihat adanya potensi lain yang bisa dikembangkan. Ia mencermati area rooftop pasar yang luas namun belum dimanfaatkan dengan maksimal. Menurutnya, jika digunakan untuk kegiatan atau event yang menarik perhatian masyarakat, hal ini bisa menjadi daya tarik tambahan bagi pasar.
“Banyak faktor yang membuat kondisi pasar seperti ini, salah satunya persaingan ketat dengan pasar online. Kita akan terus mencari solusi agar para pedagang tetap bisa memiliki penghasilan yang layak,” tambahnya.
Di sisi lain, Plt. Kepala Dinas Perhubungan, Deasy Ari Wulandari, S.E., M.M., menyampaikan bahwa pihaknya akan segera menggelar rapat Forum LLAJ (Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) untuk menindaklanjuti arahan Wabup. Forum ini akan melibatkan berbagai pihak, mulai dari kepolisian, OPD terkait, Organda, akademisi, hingga perwakilan pengemudi angkutan pedesaan (angkudes).
“Dalam waktu dekat, kami akan mengundang Tim Forum LLAJ untuk membahas rekayasa lalu lintas agar lebih mendukung aktivitas di Pasar Baledono,” ungkapnya.
Dengan berbagai langkah yang akan dilakukan, diharapkan aktivitas Pasar Baledono dapat kembali pulih dan pedagang bisa berjualan dengan lebih optimis. Semua pihak kini berupaya meramu formula terbaik agar pasar tradisional ini tetap menjadi denyut ekonomi masyarakat Purworejo.