Notification

×

Iklan


Seminar Budaya dan Pagelaran Wayang Kulit: Merawat Wayang, Melestarikan dan Merawat Peradaban

Jumat, 14 Februari 2025 | 19:10 WIB Last Updated 2025-02-14T12:10:22Z

PURWOREJO, (pituruhnews.com) – Semakin menurunnya minat generasi muda terhadap seni tradisional, seperti wayang kulit, menjadi sebuah keprihatinan yang mendalam. Keberlanjutan seni pertunjukan ini sangat bergantung pada dukungan dan partisipasi khalayak penonton, terutama generasi baru.

Menanggapi hal tersebut, Alumni SMA Negeri 1 Purworejo yang tergabung dalam Paguyuban Muda Ganesha menggelar seminar budaya bertajuk Merawat Wayang, Melestarikan dan Merawat Peradaban di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo. Seminar ini dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit yang digelar di halaman Setda Purworejo pada Jumat, 14/02/2025.


Seminar ini dihadiri oleh puluhan guru, pelajar, pelaku seni/budaya, alumni SMA Negeri 1 Purworejo, dan pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo. Dalam seminar tersebut, hadir dua narasumber utama yaitu Ki Drs. Muji Waluyo, MPd (MW Dwijasumarta), seorang dalang dan purnatugas Guru SMA Negeri 1 Purworejo serta Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM, dan Dr. Sudibyo Prawiroatmojo (KMT Widyo Hadiprojo) yang merupakan alumni Muda Ganesha Angkatan 1979. Acara ini dimoderatori oleh Mastri Imammusadin SH (Muda Ganesha Angkatan 2020).

Dr. Sudibyo Prawiroatmojo dalam kesempatan tersebut mengungkapkan keprihatinannya terhadap berkurangnya jumlah penonton wayang kulit, terutama generasi muda. Ia menekankan pentingnya regenerasi penonton agar tradisi wayang kulit tetap lestari. Wayang kulit, menurutnya, bukan hanya sebagai seni pertunjukan, tetapi juga sebagai warisan budaya yang menjadi identitas nasional yang harus dijaga keberlangsungannya.


"Penonton semakin lama tidak ada regenerasi atau hanya ada di usia tertentu saja. Tantangan zaman yang semakin berubah menuntut pengenalan intensif terhadap wayang kulit, terutama kepada generasi muda, yang harus disadarkan tentang sensasi tersendiri yang dimiliki wayang kulit," ujar Sudibyo.


Selain itu, Sudibyo juga berharap agar generasi muda, khususnya di Purworejo, bisa terinspirasi untuk menjadi dalang muda dan melestarikan wayang kulit melalui pendidikan dan pengembangan kesenian tradisional ini.


Pagelaran wayang kulit yang dilanjutkan pada malam harinya mengangkat lakon Babat Wana Marta, dengan dalang Ki Muji Waluyo, M.Pd (Purworejo) dan Ki Andreas Novianto, S.Pd. Pagelaran ini menjadi salah satu cara untuk mengenalkan kembali budaya wayang kulit kepada masyarakat Purworejo, khususnya generasi muda.


Hermawan Wahyu Utomo, Direktur PDAM Tirta Perwitasari Purworejo sekaligus Ketua Panitia, menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengapa wayang kulit kurang diminati oleh generasi baru dan bagaimana cara mendekatkan wayang kulit kepada mereka. Diharapkan, seminar ini dapat menghasilkan kebijakan baru yang dapat mendorong perkembangan wayang kulit di Purworejo.


"Semoga seminar ini bisa memantik lahirnya generasi baru pecinta wayang kulit dan adanya kebijakan Pemkab Purworejo yang mendukung pelestarian serta pengembangan wayang kulit," pungkas Hermawan.

×
Berita Terbaru Update