Ketua KPPS 001 Dusun Sinan, Suryadi, menjelaskan bahwa tema ini diusung untuk mengenang kesederhanaan hidup masyarakat masa lalu, khususnya suasana dapur tradisional yang lekat dengan perabotan dan alat masak dari bahan alami.
"Ide ini bertujuan mengenang masa kecil di desa yang damai, jauh dari modernisasi. Kehidupan saat itu bergantung pada alam, dan segala kebutuhan diperoleh dari hasil bumi," tutur Suryadi.
Petugas KPPS pun turut mendukung tema ini dengan mengenakan busana adat Jawa, seperti blangkon dan pakaian tradisional lainnya. Menurutnya, hal ini juga dimaksudkan untuk menanamkan rasa bangga terhadap budaya lokal kepada generasi muda.
Di TPS yang bertempat di rumah joglo tersebut, pengunjung disuguhi pemandangan perabotan dapur tradisional seperti tungku kayu bakar, setrika arang, dan alat-alat masak yang kini jarang ditemukan. Vita Putri, salah satu warga, merasa terkesan dengan konsep ini.
"Saya senang sekali melihat nuansa masa lalu di TPS ini. Ada banyak perabotan tradisional yang sudah lama tidak saya lihat, dan suasana ini membawa kenangan masa kecil," ujarnya.
"Ide ini sangat kreatif dan positif. Selain menghidupkan semangat pemilu, konsep ini juga mengajak warga bernostalgia sekaligus memperkenalkan budaya masa lalu, terutama kepada generasi muda," jelasnya.
Dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 492 orang, TPS 001 menyediakan empat bilik suara untuk melayani warga dari dua dusun, yakni Ngemplak dan Sinan. Selain mencoblos, warga juga memanfaatkan kesempatan untuk berfoto bersama di lokasi TPS yang unik ini.
Tema "Pawonne Simboek" membuktikan bahwa pemilu tidak hanya sekadar ajang politik, tetapi juga bisa menjadi wadah pelestarian budaya lokal. Hal ini menciptakan pengalaman yang berkesan bagi para pemilih, sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi.