Simulasi ini menggunakan konsep perumpamaan, di mana dalam surat suara tertulis nama daerah fiktif "Kabupaten Pulau Terbang" di "Provinsi Ujung Lembayung". Desain surat suara memuat tiga pasangan calon (paslon) dengan simbol foto buah-buahan dan makanan, serta nomor urut angka puluhan.
Sebanyak 18 Panitia Pemungutan Suara (PPS) dari desa-desa di Kecamatan Bruno berperan aktif sebagai petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), pengawas, dan saksi. Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB, diawali dengan antrean pemilih, dan TPS ditutup sesuai ketentuan pada pukul 13.00 WIB. Penghitungan suara dilanjutkan setelah TPS ditutup.
Ketua KPU Purworejo, Jarot Sarwosambodo, menyampaikan bahwa tujuan simulasi ini adalah untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai alur proses pemungutan suara kepada para penyelenggara. "Kami juga bisa mengestimasi waktu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemungutan suara hingga penghitungan selesai," ujarnya. Jarot menegaskan bahwa simulasi ini tidak memiliki keterkaitan dengan kontestasi sesungguhnya di Jawa Tengah maupun Purworejo.
Margareta Ega Rindu, Kadiv Teknis Penyelenggaraan KPU Purworejo, menambahkan bahwa evaluasi bersama PPS dan PPK dari 16 kecamatan yang diundang turut mengakhiri kegiatan tersebut. "PPK kami minta membuat daftar inventarisasi masalah untuk memetakan potensi persoalan saat pemungutan suara," ungkapnya. Beberapa aspek penting bagi KPPS, termasuk ketepatan logistik, proses pemungutan dan penghitungan, serta layanan bagi pemilih disabilitas, menjadi perhatian khusus.
Simulasi ini turut dihadiri Forkopimda Purworejo, Bawaslu Purworejo, pimpinan perangkat daerah, Forkopimcam Bruno, pengamat Pemilihan 2024, PPK se-Kabupaten Purworejo, Panwascam Bruno, PPS se-Kecamatan Bruno, serta pemerintah desa dan masyarakat setempat yang terdaftar dalam DPT TPS 002 Desa Blimbing.