Para peserta mengunjungi dua fasilitas utama, yaitu TPS 3R dan TPA di Banyumas, yang mengolah sampah organik dan anorganik. Kedua tempat ini menghasilkan produk-produk bernilai guna seperti pupuk kompos, media magot, RDF (cacahan plastik untuk bahan bakar pabrik semen di Cilacap), dan paving block berbahan plastik.
Ketua Forum Bank Sampah Kecamatan Pituruh, Wahyo Widodo, menyampaikan bahwa tujuan studi tiru ini adalah untuk meningkatkan wawasan pengelolaan sampah melalui bank sampah yang berkembang pesat di Kecamatan Pituruh. Hingga saat ini, terdapat sekitar 90 titik bank sampah yang tersebar di 49 desa di kecamatan tersebut. “Kami berharap inovasi dalam pengelolaan sampah dapat memberikan nilai tambah pada sampah rumah tangga serta mengurangi dampak lingkungan,” ujar Wahyo kepada tim Pituruh News, Kamis, 31/10/2024 pagi.
Camat Pituruh, Hartono, dalam kesempatan studi tiru ini juga menyampaikan beberapa harapan terhadap tindak lanjut kegiatan. Beliau berharap bahwa para kader bank sampah yang telah mengikuti studi tiru dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dalam pengelolaan sampah di tingkat desa.
Menurutnya, pengembangan inovasi dari hasil studi tiru ini dapat meningkatkan efektivitas bank sampah di Kecamatan Pituruh dan mendukung upaya pemerintah daerah dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Camat Hartono juga berharap agar sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya terus diperkuat untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, khususnya melalui produk-produk seperti pupuk kompos, RDF, dan paving block yang dihasilkan dari sampah.
Selain itu, beliau mendorong agar forum bank sampah Kecamatan Pituruh menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait untuk mewujudkan inovasi dan pengelolaan sampah yang lebih optimal.