Berdiri sejak tahun 2013, Risky Batik bermula dari inisiatif Karang Taruna desa yang mengadakan pelatihan kerajinan batik tulis. Awalnya, pelatihan ini diikuti oleh 16 orang, namun saat ini hanya Wien yang bertahan dalam mengembangkan usaha ini. "Saya berharap mereka yang dulu pernah ikut pelatihan akan terpanggil kembali untuk berkarya dan bersama-sama memajukan kerajinan batik di desa ini," ungkap Wien kepada tim Pituruh News, Senin, 26/08/2024 siang.
Saat ini, pemasaran produk Risky Batik masih terbatas, dilakukan secara sederhana melalui mulut ke mulut dan postingan di media sosial. Meskipun demikian, Wien telah berhasil menjangkau pasar luar Jawa, dengan salah satu pelanggannya berasal dari Nusa Tenggara Timur. "Pembuatan satu potong kain batik tulis membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Kesulitan terbesar yang saya hadapi adalah dalam hal pemasaran, karena batik tulis memiliki harga yang lebih mahal dan target pasarnya adalah orang-orang tertentu yang memahami nilai seni batik," jelas Wien.
Harga jual produk Risky Batik berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 500.000, tergantung pada warna dan motif batik yang dihasilkan. Wien menggunakan kain Primisima sebagai bahan dasar untuk memastikan kualitas terbaik.
Wien berharap, dengan terus berkembangnya usaha Risky Batik, ia dapat berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian di Desa Megulungkidul dan sekitarnya. "Semoga ke depannya usaha ini bisa semakin maju dan membantu perekonomian, khususnya di desa kami," tambahnya dengan optimis.
Dengan dedikasi dan kerja kerasnya, Wien menjadi inspirasi bagi warga sekitar untuk terus berkarya dan mempertahankan warisan budaya bangsa melalui kerajinan batik tulis.
