Logo Ikonis 7Ruh: Kecamatan Pituruh memiliki logo yang unik dan ikonis, "7Ruh", yang telah digunakan sejak tahun 1980. Logo ini merupakan penghargaan dan representasi dari tujuh tokoh leluhur yang memiliki karakteristik berbeda namun bersinergi menjadi pengayom, pelindung, dan pamomong sejati bagi warga Pituruh.
Drs. Hartono, MM, selaku Camat Pituruh, merepresentasikan sosok Demang yang sedang melakukan pisowanan ke Kadipaten, dikawal oleh pasukan Cing Po Ling dan didampingi oleh pemimpin dari tujuh glondongan. Spirit 7Ruh masih menjadi kekuatan bagi 49 desa di wilayah Kecamatan Pituruh, yang masih bersinergi dalam lingkup kecil berjumlah tujuh kelompok yang disebut glondongan. Pada kesempatan ini, Bapak Camat Pituruh didampingi oleh tujuh Kepala Desa yang merupakan ketua polosoro dari tujuh glondongan. Tidak lupa, turut hadir Drs. H. Wahyo Widodo, selaku Ketua Panitia HUT ke-79 RI Kecamatan Pituruh.
Penampilan dalam Karnaval:
Barisan Paskibra: Barisan pertama dalam karnaval ini adalah Paskibra Kecamatan Pituruh. Paskibra ini senantiasa membawa spirit salah satu tokoh "7Ruh" yang kuat, tegap, dan berani atas kebenaran. Paskibra Kecamatan Pituruh telah sukses melaksanakan tugasnya dalam upacara pengibaran dan penurunan bendera pada saat Upacara HUT ke-79 RI di tingkat Kecamatan Pituruh dengan formasi 17, 8, 45.
Kesenian Cing Po Ling: Kesenian Cing Po Ling dari Desa Kesawen, Kecamatan Pituruh, memiliki nilai filosofis yang tinggi, menggambarkan pengabdian seorang pengawal kepada pemimpinnya. Kesenian ini dipimpin oleh tiga tokoh, yaitu Krincing, Dipo, dan Keling, dan disamarkan dalam bentuk seni pertunjukan yang unik dan dipadukan dengan alat musik serta aksesori. Kesenian ini berada di bawah organisasi kesenian Tunggul Wulung yang telah ada sejak tahun 1957.
Mobil Hias Rumah Adat: Mobil hias yang merepresentasikan sosok Demang dikawal oleh pasukan Cing Po Ling, dan didampingi oleh pemimpin tujuh glondongan, turut meramaikan karnaval. Mobil ini menjadi simbol kerjasama 49 desa di Kecamatan Pituruh.
Aparatur Pemerintah Desa: Barisan sekretaris desa dan perangkat desa turut berpartisipasi, menunjukkan kesiapan mereka dalam mewujudkan pelayanan publik yang tanggap, tangkas, adaptif, dan kolaboratif, dengan tagline "Pituruh AMPUH" (Aman, Mandiri, Produktif, Unggul, Harmoni).
Barisan Bhineka Tunggal Ika: Peserta dari berbagai sekolah di Kecamatan Pituruh menampilkan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia, menekankan keberagaman budaya yang dijunjung tinggi di Kecamatan Pituruh.
Barisan Badan Adhoc Pemilu Kada: Penyelenggara Pemilu Kecamatan Pituruh dan Panitia Pengawas Kecamatan mengenakan kostum "Sikawa", maskot Pilbup Purworejo 2024 yang merepresentasikan kambing etawa dan dolalak, ikon Purworejo. Penampilan ini menggambarkan kesiapan masyarakat Pituruh dalam menyongsong Pilbup Purworejo 2024.
Wasri dan Wasra: Maskot Wasri dan Wasra yang diperankan oleh Panwascam, melambangkan kebijaksanaan dalam pengawasan pemilu. Burung hantu, yang menjadi inspirasi maskot ini, melambangkan kepekaan dan kebijaksanaan dalam mengawasi pelaksanaan pemilu.
Kekayaan Sumber Daya Alam: Kecamatan Pituruh menampilkan hasil pertaniannya yang melimpah, termasuk padi, sayuran, buah-buahan, dan tanaman biofarmaka, yang menjadi daya saing pertanian di Kabupaten Purworejo.
Gejog Lesung: Tradisi Gejog Lesung dari Desa Brengkol ditampilkan sebagai penutup acara, menampilkan alat musik tradisional yang dulu digunakan untuk memisahkan padi dari tangkainya, yang kini berkembang menjadi seni musik yang unik dan energik.
Drs. Hartono, MM, menyampaikan bahwa dengan potensi yang dimiliki, Kecamatan Pituruh siap mewujudkan daya saing Kabupaten Purworejo menuju Indonesia Emas 2045.
Acara ini menjadi ajang untuk menampilkan kekayaan budaya dan potensi lokal Kecamatan Pituruh, sekaligus memperkuat komitmen masyarakat dalam menjaga warisan budaya dan berkontribusi pada pembangunan daerah.