Penempatan tumpeng dan lauk pauk nya menyimbolkan gunung dan tanah yang subur dikelilingi gunung. Nasi tumpeng yang berbentuk kerucut dikaitkan dengan gunung, yang berarti tempat rena yang dinilai sacral oleh masyarakat Jawa, karena memilii kaitan yang erat dengan langit dan surga. Nasi yang menjulang keatas ini merupakan harapan agar kehidupan kita meningkat. Sementara tanah disekeliling gunung disimbolkan dengan lauk pauk yang bervariasi menjadikan kesejahteraan yang hakiki. Tumpeng juga mempunyai makna kebersamaan, hal ini terbukti bahwa orang menyajikan tumpeng jika ada acara atau upacara yang disertai dengan makan bersama.
Kegiatan Lomba Tumpeng ini diharapkan selain untuk merayakan HUT RI yang ke-78 juga sebagai wadah untuk bertemunya pengurus PKK Desa Dlisen Wetan dengan anggotanya dalam suatu forum semoga kegiatan ini dapat mempererat tali silaturahim antar warga dan juga sebagai sarana memohon do’a kepada Alloh SWT semoga kedepannya Desa Dlisen Wetan akan selalu ayom ayem tentrem gemah ripah loh jinawi.
“Lomba ini yang dilihat bukan hasilnya dan juga bukan juaranya kita bersama sepakat nggih hanya untuk mewujudkan rasa syukur kita kepada Alloh SWT bahwa kita telah merdeka, kita tidak tahu seperti apa perjuangan para pahlawan dahulu dalam memperoleh kemerdekaan ini penuh pengorbanan jiwa dan raga untuk memperoleh kemerdekaan ini, yg penting dalam mengisi kemerdekaan ini mari kita isi bersama-sama dengan hal-hal kebaikan, hal-hal yang positif, mari kita bersama-sama memaknai rasa syukur kita kepada Alloh SWT atas segala limpahan rahmat serta inayahNya kepada kita semua juga atas segala nikmatnya kepada kita semua. Sehingga kita pada siang hari ini kita menikmati hari kemerdekaan ini tentu atas karunia-Nya kita semua diberikan umur yang panjang, kesehatan, hati yang ikhlas, rasa tulus kita kepada Alloh SWT, sekali lagi kami mengucapkan selamat kepada Ibu-ibu semua sebagai peserta lomba tumpeng dalam rangka memperingati hari Ulsang Tahun Kemerdekaan RI yang ke-78 semoga acara ini berjalan lancar tidak ada aral suatu apapun sampai selesai acara ini dan kami segenap dewan juri pada hari ini kami bisa mengantarkan panjenengan semua untuk seneng terus, happy terus, sumringah terus, dan gembira terus Merdeka...Merdeka...Merdeka...Purworejo Mulyo...Pituruh Ampuh...Dlisen Wetan Bisa! Bisa! Bisa! Yess!
Eka Retnawati, S.P menambahkan bahwa “pada dasarnya tumpengnya semua sudah bagus-bagus dan kreatif semua, apa bila mau dikasih buah mohon jangan dikasih buah buah yang import nggih carilah buah lokal saja tidak boleh dobel protein misalnya tempe bacem sama tahu bacem nggih, pewarna juga jangan mengggunakan pewarna dari kimia tetapi gunakan pewarna yang alami dari buah-buahan dan sayur mayur, apabila mau membuat variasi bunga-bunga gunakan variasi dari buah buahan saja jangan menggunakan dari bahan plastik semua gunakan produk lokal dari lingkungan panjenengan yang kaya akan sarat gizinya”. Adapaun pemenang dalam lomba tumpeng kali ini yaitu juara 1 diraih oleh Dawis Angggrek dengan nilai 1029, juara 2 Dawis Cut Nyak Din dengan nilai 1001, sedangkan yang memperoleh juara 2 adalah Dawis Kartini dengan total nilai 993.
Penulis : Syair Arifin