Notification

×

Iklan


Mewujudkan Siswa yang Berpikir Kritis dan Kreatif Melalui Pendekatan Problem Solving

Selasa, 17 Januari 2023 | 23:09 WIB Last Updated 2023-01-17T16:09:27Z
Oleh : Syukron Zahidi Arrahmi/Guru SDN Girigondo
Kriteria siswa sekolah dasar adalah siswa berpikir secara konkrit, aktif, rasa ingin tahunya tinggi. Rasa ingin tahu tinggi dapat dikaitkan dengan siswa yang selalu bertanya tentang sesuatu yang belum diketahuinya. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul dari pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa tersebut. Seorang siswa yang sudah berani bertanya menunjukan bahwa siswa itu sudah termasuk siswa yang dapat berpikir secara kritis. Jadi berpikir kritis merupakan suatu proses penggunaan kemampuan berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan siswa. 

Dari pengertian berpikir tersebut dapat diambil kriteria berpikir kritis, yaitu (1) Berpikir terbuka, menghindari pemikiran sempit, membiasakan mengeksplorasi opsi-opsi yang ada; (2) Rasa ingin tahu intelektual, ditunjukan dengan kebiasaan bertanya, merenungkan, menyelidiki dan meneliti; (3) Perencanaan dan strategi, menyusun rencana, menentukan tujuan, mencari arah untuk menciptakan hasil; (4) Kehati-hatian intelektual, adanya upaya mengecek ketidakakuratan atau kesalahan, bersikap cermat dan teratur.

Selain untuk menuju siswa berpikir kritis. Seorang guru juga mempunyai beban membuat siswa kreatif. Kreatif yaitu cara berfikir yang berbeda dari yang lain, yang menghasikan produk yang berbeda dari yang lain. Manusia adalah makhluk yang unik, sang pencipta menciptakan manusia manusia satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Begitu pula dengan kreativitas siswa. Setiap siswa mempunyai kreativitas masing-masing. 

Untuk menunjukan siswa kreativitas mempunyai dimensi (1) Person, merupakan keunikan individu dalam pikiran dan ungkapannya; (2) Process, yaitu kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir; (3) Press, merupakan situasi kehidupan dan lingkungan sosial yang memberi kemudahan dan dorongan untuk menampilkan tindakan kreatif; (4) Product, diartikan sebagai kemampuan dalam menghasilkan karya yang baru dan orisinil dan bermakna bagi individu dan lingkungan. Dimensi kreatif ini dapat sebagai acuan untuk menunjukan ciri-ciri siswa kreatif. Ciri-ciri anak kreatif antara lain mempunyai daya imajinasi yang kuat, mempunyai inisiatif, mempunyai minat yang luas, bebas dalam berpikir dan bersifat ingin tahu.

Kemampuan yang perlu dikembangkan kepada siswa untuk mewujudkan siswa dapat berpikir kritis dan kreatif yaitu: (1) pengembangan kognitif, antara lain dilakukan dengan merangsang kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam berpikir; (2) pengembangan afektif, dilakukan dengan memupuk sikap dan minat untuk bersibuk diri secara kreatif; (3) pengembangan psikomotorik, dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya yang produktif inovatif. 

Salah satu cara pendekatan dalam pembelajaran untuk dapat mewujudkan siswa dapat berpikir kritis dan kreatif yaitu dengan pendekatan problem solving. Pendekatan problem solver merupakan sebagai proses pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, dimana problem yang harus diselesaikan tersebut bisa dibuat-buat sendiri oleh guru, dapat pula masalah yang sudah dialami siswa dan ada kalanya fakta nyata yang ada di lingkungan kemudian dipecahkan dalam pembelajaran di kelas, dengan berbagai cara dan teknik.  

Menerapkan pendekatan problem solver memerlukan aspek-aspek yang dipenuhi. (1) keaktifan siswa, karena keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat menumbuhkan konsep-konsep pengetahuan yang dipelajari. (2) kreatifitas, dengan berkreatifitas dapat menghantarkan daya pikir kritis dalam memecahkan masalah. (3) metode dan teknik pembelajaran, hal ini akan mempengaruhi keberlangsungan pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. 

Adapun cara yang ditempuh dalam pembelajaran problem solving diantaranya: (1) Identifikasi masalah, mencoba mengelompokan dan mengerti masalah yang dihadapi oleh siswa; (2) Mencari solusi alternatif, mencoba menemukan solusi bersama siswa (guru pertama memberikan contoh sebagai pancingan supaya siswa dapat berpikir kritis) (3) Mengambil keputusan, membandingkan solusi yang terbaik kemudian mengambil keputusan solusi yang tepat bersama siswa (guru sebagai pembimbing supaya yang mencari solusi adalah dari siswa sendiri, hal ini untuk siswa supaya dapat berpikir kritis). (4) Mengimplementasikan solusi dan pembuktian, mencoba mempraktekan solusi yang sudah disepakati bersama. 

×
Berita Terbaru Update