Notification

×

Iklan


Analisis Teori Belajar Dan Pembelajaran yang Perlu Dipahami Bagi Guru

Selasa, 17 Januari 2023 | 23:03 WIB Last Updated 2023-01-17T16:03:58Z

Oleh Muhrodi, A.Ma.Pd/Kepala SDN Girigondo

Pendidikan pasti akan mengalami keberhasilan jika belajar dan pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat diserap oleh pesera didik. Dalam pendidikan terdiri dari belajar dan pembelajaran. Belajar berkaitan dengan siswa dan pembelajaran berkaitan dengan pengajar atau guru. Dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran, proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Untuk dapat mencapai suatu sistem yang berkualitas maka harus dapat menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran.

Komponen pembelajaran meliputi guru, individual siswa, sarana dan prasarana. Menurut penulis dari beberapa komponen tersebut yang menjadik tonggak utama yaitu guru, meskipun tidak melupakan komponen yang lainnya. Guru merupakan orang yang akan membelajarkan siswa untuk dapat belajar. Seorang guru yang profesional dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Untuk dapat mengoptimalkan proses pembelajaran guru dapat menganalisis semua teori-teori belajar-pembelajaran yang sudah ada dan bagaimana cara penerapannya.

Mari analisis teori belajar dan pembelajaran. Sebelumnya pengertian dari analisis yaitu penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Teori pembelajaran adalah konsep - konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Didalam suatu pembelajaran menurut para ahli terdapat beberapa teori pembelajaran seperti teori belajar Behavioristik, Kognitif, Konstruktivisme, dan Humanistik.

Teori belajar behavioristik diungkapkan oleh para ahli diantaranya Thorndike, Watson dan Skinner. Dari beberapa para ahli dapat disimpulkan teori belajar behavioristik, belajar adalah bahwa hasil belajar (perubahan perilaku) itu tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia (insight), tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan respons. Untuk itu, agar aktivitas belajar siswa di kelas dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus harus dirancang sedemikian rupa (menarik dan spesifik) sehingga mudah direspons oleh semua siswa, sehingga pembelajaran menarik dan siswa juga mudah menerima pelajaran.

Teori belajar kognitif menurut Piaget berdasarkan perkembangan usia. Brunner pembelajaran adalah suatu proses untuk membangun kemampuan mengembangkan potensi kognitif yang ada dalam diri siswa. Paham kognitivisme lebih terfokus pada masalah atau pertanyaan yang berkenaan dengan kognisi, atau pengetahuan. Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari bahasa yang digunakan berkomunikasi ketika berinteraksi dengan subjek belajar lainnya.

Teori belajar Humanisme, Kolb terdapat siklus yang berkesinambungan dan berlangsung di luar kesadaran orang yang belajar. Menurut Honey dan Mumford berpendapat bahwa manusia memiki karakteristik yang berbeda. Habermas berpendapat belajar akan efektif jika ada proses inteaksi antara individu dengan realitas sosial yang ada di sekitar dirinya, sedangkan Bloom dan Krathwohl lebih menekankan pada apa yang mesti dikuasai individu (sebagai tujuan belajar) setelah melalui peristiwa-peristiwa belajar. Teori ini menjelaskan mengenai konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang ideal.

Teori konstruktivisme bukan menekankan pada proses membangun kualitas kognitif, melainkan lebih menekankan pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas lapangan. Teori kontruktivisme berpedoman setiap siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi ke dalam dirinya sendiri dari pengalamannya sehingga siswa dapat belajar aktif.

×
Berita Terbaru Update