Oleh Muhrodi, A.Ma.Pd/Kepala SDN Girigondo |
Pendidikan pasti akan mengalami keberhasilan jika belajar dan pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat diserap oleh pesera didik. Dalam pendidikan terdiri dari belajar dan pembelajaran. Belajar berkaitan dengan siswa dan pembelajaran berkaitan dengan pengajar atau guru. Dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran, proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Untuk dapat mencapai suatu sistem yang berkualitas maka harus dapat menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran.
Komponen pembelajaran meliputi guru, individual siswa, sarana dan prasarana. Menurut penulis dari beberapa komponen tersebut yang menjadik tonggak utama yaitu guru, meskipun tidak melupakan komponen yang lainnya. Guru merupakan orang yang akan membelajarkan siswa untuk dapat belajar. Seorang guru yang profesional dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Untuk dapat mengoptimalkan proses pembelajaran guru dapat menganalisis semua teori-teori belajar-pembelajaran yang sudah ada dan bagaimana cara penerapannya.
Mari analisis teori belajar dan pembelajaran. Sebelumnya pengertian dari analisis yaitu penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Teori pembelajaran adalah konsep - konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Didalam suatu pembelajaran menurut para ahli terdapat beberapa teori pembelajaran seperti teori belajar Behavioristik, Kognitif, Konstruktivisme, dan Humanistik.
Teori
belajar behavioristik diungkapkan oleh para ahli diantaranya Thorndike, Watson
dan Skinner. Dari beberapa para ahli dapat disimpulkan teori belajar
behavioristik, belajar adalah bahwa hasil belajar (perubahan perilaku) itu
tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia (insight), tetapi karena
faktor stimulus yang menimbulkan respons. Untuk itu, agar aktivitas belajar
siswa di kelas dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus harus
dirancang sedemikian rupa (menarik dan spesifik) sehingga mudah direspons oleh
semua siswa, sehingga pembelajaran menarik dan siswa juga mudah menerima
pelajaran.
Teori
belajar kognitif menurut Piaget berdasarkan perkembangan usia. Brunner
pembelajaran adalah suatu proses untuk membangun kemampuan mengembangkan
potensi kognitif yang ada dalam diri siswa. Paham kognitivisme lebih terfokus
pada masalah atau pertanyaan yang berkenaan dengan kognisi, atau pengetahuan.
Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada
pengalaman nyata dari bahasa yang digunakan berkomunikasi ketika berinteraksi
dengan subjek belajar lainnya.
Teori
belajar Humanisme, Kolb terdapat siklus yang berkesinambungan dan berlangsung
di luar kesadaran orang yang belajar. Menurut Honey dan Mumford berpendapat
bahwa manusia memiki karakteristik yang berbeda. Habermas berpendapat belajar
akan efektif jika ada proses inteaksi antara individu dengan realitas sosial
yang ada di sekitar dirinya, sedangkan Bloom dan Krathwohl lebih menekankan
pada apa yang mesti dikuasai individu (sebagai tujuan belajar) setelah melalui
peristiwa-peristiwa belajar. Teori ini menjelaskan mengenai konsep-konsep
pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses
belajar dalam bentuknya yang ideal.
Teori konstruktivisme bukan menekankan pada proses membangun kualitas kognitif, melainkan lebih menekankan pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas lapangan. Teori kontruktivisme berpedoman setiap siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi ke dalam dirinya sendiri dari pengalamannya sehingga siswa dapat belajar aktif.