Dalam upacara tersebut, semua petugas upacara dilakoni oleh personil berjenis kelamin perempuan. Mereka berasal dari berbagai organisasi wanita lengkap dengan atribut organisasi masing-masing.
Wabup saat membacakan sambutan tertulis Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengungkapkan betapa agung dan mulianya peran perempuan dalam membangun fondasi bangsa. Ia juga mengingatkan betapa para perempuan Indonesia telah turut berjuang, mewujudkan kemerdekaan dalam semangat pergerakan yang setara dan berkeadilan.
Dikatakan, salah satu titik penting perjuangan pergerakan para perempuan di masa pra kemerdekaan dan menjadi tonggak sejarah tersendiri adalah ketika diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 22 Desember 1928, di Yogyakarta. “Momentum bersejarah ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Nasional pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno, yang dinamakan Hari Ibu,” katanya.
Ia berharap, peringatan Hari Ibu dapat mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah perjuangan kaum perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi penerus bangsa. Agar dapat mempertebal tekad dan semangat untuk bersama-sama melanjutkan dan mengisi pembangunan dengan dilandasi semangat persatuan dan kesatuan.
”Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus berkarya, menjadi sosok yang mandiri, kreatif, inovatif, percaya diri dan terus meningkatkan kualitas, kapabilitas diri, sehingga bisa menjadi kekuatan yang besar menyejahterakan semua,” harapnya.(prokopim)