Selama 2 jam lebih, hamper seribu orang antusias menyaksikan kisah keteladanan dua ulama besar pendiri organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari, dalam mensyiarkan Islam di bumi nusantara,
Para penonton tidak hanya berasal dari kalangan Muhammadiyah, melainkan juga warga Nahdliyin, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Tampak hadir antara lain Ketua LSBO Muhammadiyah Jawa Tengah, H Dandung Danadi, Ketua PDM Purworejo, H Pujiono, bersama jajran pengurus, dan Rektor UMP Dr Rofiq Nurhadi MAg.
Pantauan di lokasi, tingginya antusias penonton bahkan sempat membuat panitia kewalahan. Sejumlah penonton yang datang jelang pemutaran film tidak kebagian tiket dan terpaksa batal masuk auditorium yang sudah penuh.
Kendati demikian, ratusan penonton yang harus duduk lesehan di dalam auditorium dalam durasi cukup lama, tampak betah menyaksikan hingga film berakhir.
Ketua LSBO PDM Purworejo, Wahidin, menyebut pemutaran “Jejak Langkah 2 Ulama” terlaksana atas kerja sama dengan LSBO PP Muhammadiyah, UMP, serta Ortom, dan sejumlah organisasi kemahasiswan UMP. Selain menjadi salah satu media dakwah, event kali juga diisi penggalangan dana untuk menyukseskan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang akan berlangsung di Surakarta pada 18-20 November 2022 mendatang.
“Ini bagian dari Tour Film Kemuhammadiyahan menuju Muktamar 48. Jadi ada beberapa film. Sebelumnya, pada pertengahan September lalu, kami juga menggelar pemutaran film bekerja sama dengan LSBO PP Muhammadiyah di wilayah Kecamatan Bagelen,” sebutnya.
Wahidin mengaku tidak menyangka terhadap tingginya antusias penonton. Bahkan, dari 600 target penonton, sebanyak 700 tiket infak yang disiapkan ludes terjual. Sejumlah penonton bahkan harus masuk dengan tiket khusus.
“Alhamdulillah, antusias penonton luar biasa. Mulai dari dari anak-anak,pelajar, mahasiswa, hingga orang tua sangat antusias menyaksikan. Kebetulan ini juga bersamaan dengan hari pahlawan, jadi pemutaran film ini sekaligus kami dedikasikan bagi 2 pahlawan besar kita, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari,” jelasnya.
Ketua PDM Purworejo, H Pujiono, mengungkapkan bahwa film yang disutradarai oleh Sigit Ariansyah ini memiliki pesan yang sangat kuat bahwa antara Muhammadiyah dan NU memiliki ikatan sejarah, kekeluargaan, dan persaudaraan yang sangat kuat. Meskipun antara KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari terdapat perbedaan dalam urusan khilafiyah, keduanya tidak pernah membeda-bedakan dan tidak sekalipun memperdebatkan paham keagamaan masing-masing. Bahkan, dengan jiwa besar keduanya saling menghormati dan mendukung dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang mereka lakukan.
“Dengan film ini semoga ukhuwah di antara teman-teman Nahdliyin dan Muhammadiyah semakin kuat. Bersatu, merapatkan barisan dengan dakwah di jalur masing-masing. Bersatu dengan komponen bangsa yang lain, termasuk rekam jejak KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari mudah-mudahan menjadi inspirasi untuk memajukan bangsa, negara dan Islam,” ungkapnya.
Selain pemutaran film, sambungnya, PDM Purworejo juga mengagendakan sejumlah event untuk menyambut dan menyemarakkan Muktamar. Mulai dari pengajian akbar, jalan sehat, bakti sosial, hingga pemasangan atribut Muktamar di sejumlah titik. PDM melalui LazisMu juga akan bekerja sama dengan MDMC se-Kedu akan membuka dapur umum.
“Dapur umum ini untuk mengantisipasi manakala kuliner-kuliner di sekitar lokasi Muktamar kewalahan karena diperkirakan akan dihadiri sekitar 3,5 juta orang penggembira Muktamar,” tandasnya.