Dalam sambutannya Wabup mengatakan bahwa kacang hijau merupakan komoditas pertanian yang diyakini mampu menjadi solusi ketahanan pangan serta meningkatkan diversifikasi pangan. Selain mudah diakses dan murah, kacang hijau juga merupakan salah satu sumber protein nabati yang baik karena tingginya nilai protein di dalamnya.
“Kacang hijau memiliki ketahanan hidup yang baik dibandingan dengan jenis kacang-kacang lainnya. Kacang hijau mampu hidup serta berbuah di daerah kering dan dapat hidup di musim kemarau karena tidak membutuhkan banyak air,” imbuhnya.
Dijelaskan, tantangan mendasar usaha budidaya kacang hijau petani adalah produktivitas yang belum maksimal. Salah satunya disebabkan kurangnya penggunaan benih unggul bersertifikat serta penerapan teknologi yang belum optimal.
“Minimnya ketersediaan benih kacang hijau yang berkualitas, banyaknya petani yang menggunakan benih kacang hijau asal-asalan, tidak bersertifikat dan tanpa jaminan mutu benih, membuat hasilnya jauh dari harapan,” tandasnya.
Sementara Yuris menyampaikan bahwa panen kali ini merupakan satu-satunya panen AKABI yang menggunakan konsep “Kampung Kacang Hijau”. Karena terdapat ciri kegiatan penangkaran, pemulia, pengembangan kawasan, penjamin komoditas (off taker), dan terdapat eksportirnya.
“Sesuai permintaan Presiden Jokowi saat mengadakan rakor terbatas, kepada seluruh perangkat pusat dan daerah atau aparatnya agar mengembangkan komoditas unggulan yang bagus di daerah masing-masing dan meningkatkan kapasitas produksi tidak hanya kedelai tapi juga kacang hijau, serta melakukan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah,” jelasnya.
Menurutnya, Kabupaten Purworejo khususnya Kecamatan Pituruh telah melakukan perintah dari Presiden Jokowi, dengan hasil panen ubinan 1,9 ton per hektar, melebihi Jawa Tengah yang hanya 1,1 ton/hektar. Diharapkan petani kacang hijau dapat menjaga kualitas secara berkelanjutan ke eksportir, sehingga para petani mendapatkan harga yang cukup tinggi dan menguntungkan petani.(hms/ptr)