Biasanya kenduri ini dipusatkan di kediaman pemangku pemerintahan seperti ketua RT, Ketua RW ataupun kepala desa. Ada sajian khusus yang disiapkan untuk kenduri Sura ini yaitu dengan adanya sayur Sura.
Menangkap stori yang diunggah akun Instagram @mediawonosido , kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki saja, namun kaum perempuan juga terlibat dalam selamatan. Biasanya kenduri ini diadakan antara tanggal 10-12 di bulan Muharam.
Dari penjelasan admin @mediawonosido , kebetulan kegiatan yang sempat diabadikan ada di tingkat RT. Jangan suro ini sendiri adalah sayur yang dimasak menggunakan bumbu aneka rempah-rempah sehingga menjadikan masakan dengan cita rasa yang khas.
Di Wonosido sendiri, beberapa tradisi memang tetap dilestarikan seperti punggahan/Pundungan saat memasuki/mengakhiri bulan Ramadhan, kenduri nyadran tandur, nyadran panen, sedekah bumi dan juga selikuran.
Sedangkan yang kenduri merti desa dengan menghadirkan ingkung massal biasanya digelar setiap 3 tahun sekali. (*)