PURWOREJO, (pituruhnews.com) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Purworejo sempat mengklaim tidak ada gagal panen (puso) akibat banjir di Kabupaten Purworejo. Namun berdasarkan data terakhir, kerugian sektor pertanian yang terinventarisasi mencapai Rp 19.4 Miliar.
“Ada sekitar 1.945 hektare tanaman padi dan palawija yang terdampak banjir secara langsung dalam beberapa hari lalu. Benar tidak puso tetapi tetap terjadi kerusakan ringan, sedang dan berat,” ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKPP Kabupaten Purworejo Wasit Diono, kemarin (20/3)
Dikutip radarpurworejo.id bahwa, untuk komoditas padi yang terdampak banjir meliputi Kecamatan Pituruh, Banyuurip, Butuh, Kemiri, dan Grabag. Sementara palawija (kacang tanah, cabai, dan jagung) total yang terdampak langsung ada 31 hektare tersebar di wilayah Kecamatan Purwodadi, Bagelen, dan Pituruh.
“Tanaman padi dan palawija yang terdampak banjir terbagi atas tiga kategori, kerusakan ringan seluas 570 Ha, sedang 242 Ha dan berat 1.133,5 Ha. Kategori rusak berat paling banyak di Kecamatan Grabag mencapai 645 Ha, kemudian Kecamatan Butuh 350 Ha, dan Kecamatan Pituruh 134,5 Ha,” jelasnya.
Menurutnya, melihat perkembangan cuaca, petani diimbau segera melakukan panen. Sebab usia padi sudah masuk dan yang sempat terendam banjir harus segera dipanen. Diimbau dipanen secepatnya agar tidak membusuk. “Memang banjir sudah surut. Sebagian masih ada yang terendam, terutama di wilayah Purworejo selatan,’’ ujarnya.