Syarat wajib untuk warga yang menginginkan minyak goreng ini, hanya membawa KTP dan uang seperti yang ditentukan panitia. Informasi yang diperoleh Tim Pituruh News untuk masyarakat Pituruh bisa mendapatkan 1 sampai 2 kg kemasan minyak goreng. Kegiatan ini di inisiasi oleh Kuswari salah satu warga mentosaran Pituruh sebagai koordinator Paguyuban Warga Mentosaran Pituruh.
Kuswari mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap warga karena kebutuhan minyak goreng yang cukup langka dipasaran, karena menjelang puasa barang sudah mahal dan barangnya tidak ada. Bazar ini paguyuban warga Mentosaran menyediakan 2400 botol minyak goreng untuk warga Pituruh yang membutuhkannya.
"Kami bekerjasama dengan PKK Mentosaran dari yang disediakan oleh panitia bazar, uniknya dari 2400 botol kemasan Shovana justru disediakan bagi warga desa Pituruh. Dan dilakukan oleh ibu ibu di PKK tingkat RT." ucapnya.
"Dari kegiatan mestinya mendapat banyak lembaga yang lebih wajib atas adanya kegiatan bazar seperti, Tapi karena tidak pekanya hanya memilih menjadikan penonton saja." imbuhnya.
Ia menambahkan inisiasi tidak hanya Kuswari saja, namun juga bersama Rt 05/Rw 05 Desa Pituruh, dan didukung partner kerjasama TB.Mustolah Pituruh.
"Pokoknya soal modal kita tidak terlalu pusing, kata Kuswari.
Bayangkan pihaknya harus menyediakan 2400 botol kemasan minyak goreng dengan harga normal Rp.21000. Kemudian di jual dengan harga Rp.14.000. Bahkan ada yang hanya punya uang Rp 13000, juga dilayani.
Ada yang unik dari kegiatan itu. Ternyata ada para pedagang yang menelpon mau beli 10 karton.
"Tapi tidak kami layani. Tujuan kami meringankan para ibu rumah tangga. Makanya kami gunakan cara membawa KTP. Dan hanya bisa beli sekali. Maksimal 2 botol. Mau saya sistem kupon,takut diborong para pedagang, malah tujuan meringankan bisa tidak tersampaikan jelas Kuswari.
Alhamdhulilah dari 2400 botol cukup untuk 19 RT di desa Pituruh.Bahkan pembeli ada dari luar desa" imbuh Kuswari.
"Dari harga normal Rp 21.000 dijual Rp 14000.Dan harus pakai data KTP itu untuk bukti bahwa ini bukan untuk penimbunan. Hal serupa bakal digelar lagi menjelang puasa. " terang Kuswari.(PN/LT)