ilustrasi by google.com |
Munculnya suatu wabah penyakit yang di sebabkan oleh virus, yaitu virus covid- 19 berdampak besar terhadap semua aspek kehidupan.Mulai dari perekonomian, hubungan sosial,hingga pendidikan.
Semuanya telah merasakan dampak dari covid- 19 terutama pada dunia pendidikan. Mau tidak mau kita harus siap menghadapi perubahan ini, karena cepat atau lambat pendidikan akan mengalami perubahan drastis akibat pandemi.
Saat ini pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan salah satunya meliburkan aktivitas (tatap muka) seluruh lembaga-lembaga pendidikan, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penularan virus covid- 19. Anak di tuntut untuk belajar mandiri, yakni belajar secara daring di rumah.
Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi pembelajaran dilakukan melalui jaringan internet. Hal ini merupakan tantangan besar bagi seorang guru.
Guru dituntut untuk bisa mengelola, mendesain media pembelajaran (media online) sedemikian rupa guna untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mencegah siswa mengalami kebosanan dalam pembelajaran model daring tersebut.
Bukan hanya itu saja, dalam penerapan pembelajaran secara online tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang di picu oleh beberapa faktor : Pertama, siswa yang belum memiliki gadget, siswa yang belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi. Selain itu masalah yang dialami siswa adalah jaringan yang tidak memadai.
Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa dan tak terkecuali bagi orang tua, karena orang tualah yang di tuntut untuk mendampingi siswa dalam proses belajar online.
Tidak sedikit orang tua yang tidak memahami penggunaan teknologi , hal ini jelas menghambat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran secara daring.
Kedua, kurangnya interaksi fisik antara guru dan siswa, karena dalam pembelajaran online siswa hanya diberikan tugas melaui via whatsapp. Kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada penjelasan-penjelasan awal dari guru tentang tugas yang dibebankan tersebut.
Peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan tanpa mendapatkan penjelasan terlebih dahulu, akibatnya banyak siswa yang mengeluh dan tidak bersemangat lagi dalam mengerjakan tugas.
Ketiga, tugas yang diberikan guru cukup banyak, sementara waktu yang diberikan sangat singkat. Bagaimana anak bisa belajar dengan baik dalam kondisi yang seperti ini.
Keempat, akibat kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa, otomatis berkuranglah internalisasi nilai-nilai karakter yang semestinya harus ditanamkan seorang guru ke dalam diri siswa. Ini akan mengakibatkan degradasi moral pada anak atau siswa, karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar, mentrasferkan ilmu pengetahuan (pelajaran) saja, tetapi seorang guru juga dituntut untuk mendidik (pembentukan akhlak dan karakter) siswa.
Praktik pendidikan di era digital memerlukan inovasi dan kreasi yang terus-menerus sehingga guru maupun anak didik tidak mudah mengalami kejenuhan dan kebosanan.
Pembelajaran online (daring) memang unggul dalam feasibility waktu dan tempat , bisa dari mana saja dan kapan saja. Namun demikian bukan berarti tanpa kelemahan, misalnya : cepat lelah, capek, kurang induktif, kurang kontekstual, tidak bisa utuh, interaksi semu dan terutama sulit untuk menjangkau implementasi PPK (Penguatan, Pendidikan Karakter) bagi pembelajaran.
Dari segi prestasi di sekolah, tidak sedikit peserta didik yang tidak mendapatkan hasil pembelajaran secara maksimal. Baik dari materi pelajaran maupun penugasan-penugasan yang diberikan oleh guru selama pandemi Covid-19 ini berlangsung.
Pada dasarnya pandemi Covid-19 memberikan dampak-dampak yang dapat melemahkan aktivitas manusia pada umumnya. Tidak dapat dipungkiri pada awalnya banyak masyarakat yang beranggapan bahwa masa pandemi Covid-19 adalah masa yang menyulitkan umat manusia. Tanpa kita sadari di samping beberapa kendala yang muncul, terdapat beberapa hikmah yang dapat diperoleh dari pandemi Covid-19. Dengan sistem pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh, di mana peserta didik banyak melakukan kegiatan di rumah sehingga dapat mempermudah para orang tua untuk memonitoring anak-anaknya.
Selain itu, dari sisi kreativitas baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik dalam sistem pembelajaran jarak jauh dituntut untuk berlaku kreatif. Sebagai contoh tidak sedikit tenaga pendidik membuat materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk video-video pembelajaran. Selain itu, tidak jarang pula pesera didik yang mendapatkan penugasan pembuatan video pembelajaran yang menarik. Dampak yang dirasakan memang sangat nyata dan dapat dirasakan oleh setiap orang.
Namun, masyarakat tidak bisa menjadikan pandemi Covid-19 sebagai sebab untuk tidak melaksanakan kegiatan terutama dalam bidang pendidikan.
Kita sangat berharap Pandemi Covid 19 bisa segera berakhir, sehingga sekolah bisa dimulai lagi. Dan seluruh peserta didik dan guru, bisa melakukan pembelajaran secara wajar yaitu secara tatap muka. Karena ikatan antara Peserta didik dengan tenaga pendidik tidak bisa digantikan dengan teknologi pembelajaran virtual.
Penulis : Kartika Ayu Hapsari dari Universitas Muhammadiyah Purworejo