II. Pembahasan Permasalahan Sosial.
A. Tawuran.
Tawuran merupakan peristiwa perkelahian antar kelompok. Seringkali peristiwa ini melibatkan remaja yang juga anak sekolah. Kelompok mempresentasikan daerah dimana para remaja ini tinggal atau sekolah. Permasalahan tawuran dapat diamati menggunakan pendekatan posdisipliner dari bidang keilmuan psikologi, Pendidikan dan sosiologi. Bidang sosiologi sebagai sumber kajian kebutuhan berkelompokan dan rasa kepemilikan terhadap kelompok. Bidang psikologi sebagai sumber kajian pengelolaan emosi remaja sesuai psikologi pertumbuhannya. Selain kajian pengelolaan emosi, bidang psikologi dapat digunakan untuk mengkaji efek ospek dari senior terhadap junior dalam menurunkan nilai-nilai permusuhan. Hal yang dimaksud dengan nilai permusuhan ini adalah musuh kakak kelas maka menjadi musuh para juniornya juga. Dibidang Pendidikan, focus kajian dapat dikenakan terhadap pengelolaan proses pembelajaran yang juga disertai nilai-nilai softskill, termasuk tentang bagaimana bereaksi terhadap masalah sosial yang ada. Respon atau tanggapan berupa kegiatan produktif sehingga remaja focus pada kegiatan yang bermanfaat saja.
B. Korupsi.
Permasalahan korupsi pada dasarnya merupakan masalah lintas disipliner yang melibatkan masalah-masalah kecil yang kemudian terakumulasi dalam bentuk tindakan yang lebih besar. Kesalahan-kesalahan ini dapat dikaji pada bidang-bidang ilmu tertentu guna mencari akar penyebab dan solusinya. Pada paper ini, pendekatan posdisipliner yang digunakan untuk membahas topik ini adalah poal pikir transdisipliner. Pola pikir ini bertujuan menghasilkan suatu pengetahuan baru yang manggabungkan beberapa ilmu. Permasalahan berupa kesalahan-kesalahan kecil yang dapat memicu tindakan korupsi dimasa yang akan datang adalah ketidakjujuran atas nama kecilnya dampak (keilmuan softskill), pewajaran akan sesuatu yang salah namun sudah menjadi kebiasaan turun temurun terhadap suatu lingkungan (keilmuan sosiologi), tenggang rasa dan empati yang diwujudkan dalam dunia nyata (Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan), longgarnya hukum akan korupsi berskala kecil (keilmuan hukum), dampak korupsi bagi perekonomian negara (keilmuan ekonomi), dan kebiasaan tindak menyontek Ketika ujian demi mendapatkan nilai yang tinggi (system Pendidikan nasional), Tiap-tiap bidang keilmuan ini memiliki masalah masing-masing dimana solusinya tidak dapat dilakukan secara mandiri dalam satu keilmuan saja.
III. Kesimpulan.
Berbagai permasalahan sosial dimasyarakat tetap ada dan sulit atasi karena solusi yang ditawarkan seringkali terpisah antar suatu disiplin lainnya. Hal yang perlu dilakukan adalah membahas permasalahan ini dengan pendekatan posdisipliner agar solusi yang dihasilkan dapat menjau sudut pandang yang lebih luas. Solusi atas permasalahan sosial umunya tidak dapat dilakukan dihilir dan jangka pendek saja, melainkan harus melaui proses Panjang melalui system Pendidikan yang baik.