Setelah saya
mengamati permasalahan sosial dalam masyarakat yang berkaitan dengan teknologi
serta pendidikan, saya beropini bahwa akibat adanya dampak globalisasi budaya
kehidupan sosial luar negeri dapat dengan mudah masuk ke Indonesia. Sehingga
menyebabkan pudarnya kebudayaan asli nenek moyang Indonesia yang tercantum dalam
4 pilar, yaitu : UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika maupun Pancasila. Pudarnya
kebudayaan bangsa tersebut banyak dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) yang marak berkembang, karena seiring dengan perkembangan
zaman IPTEK selalu berubah menjadi lebih canggih dari sebelumnya. Hal itu menyebabkan
adanya data ataupun informasi yang ingin diketahui lebih cepat mudah didapatkan.
IPTEK mempengaruhi seluruh kehidupan sosial bangsa dalam hal Ilmu Politik,
Ekonomi, Ideologi, Sosial-Budaya, Pertahanan dan Keamanan (IPOLEKSOSBUDHANKAM).
Tetapi sekarang ini, banyak anggota masyarakat selain memanfaatkan teknologi dalam
hal positif, ada juga yang memanfaatkan dalam hal negatif.
Beberapa contoh pemanfaatan
IPTEK di dalam kehidupan sosial secara positif yang dapat memajukan bangsa
serta mensejahterakan masyarakat, yakni : untuk menambah wawasan pengetahuan ataupun
menambah keterampilan, memudahkan jual beli online, komunikasi jarak jauh lebih
cepat, sosialisasi bidang politik dengan pemerintah cepat tersampaikan,
mempermudah transportasi, memudahkan pendistribusian karya bangsa yang bisa
dikenal hingga luar negeri atau sebaliknya, mempermudah menyampaikan adanya
bencana, dll. Adapun contoh pemanfaatan IPTEK di dalam kehidupan sosial secara
negatif yang dapat mengikis kebudayaan bangsa serta dapat menimbulkan kejahatan
yakni : adanya perubahan bahasa komunikasi yang lebih beragam/bahasa gaul tidak
senonoh, terciptanya sifat individualisme, pola hidup konsumtif, terciptanya
masyarakat yang tidak mencintai produk dalam negeri, memiliki keinginan sifat
instan dan tidak sabaran, adanya pergaulan bebas, menurunnya moral serta agama,
banyak kejahatan (cybercrime, hoax hingga tawuran), kecanduan game, seseorang dapat
secara bebas membuka situs-situs yang tidak baik tanpa sepengetahuan orang tua
nya, seseorang yang sulit beradaptasi dengan teknologi menjadikan keterbelakangan
masyarakat bahkan dapat terkena gangguan mental akibat adanya pembulian dalam
lingkungannya, seseorang mabuk ataupun merokok karena menirukan tokoh film
idolanya, dll.
Setelah terlihat permasalahan
kehidupan sosial lebih banyak ditimbulkan dibandingkan hal positif yang ada
saat pemanfaatan IPTEK. Pendidikan dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat
perlu ditingkatkan kualitasnya dengan menciptakan pendidik yang berkualitas dan
berdedikasi tinggi (ingin mendapat pahala juga ingin memajukan bangsa sehingga
memberikan yang terbaik), lingkungan yang mendukung perkembangan anak sejak
kecil, upaya menciptakan generasi yang beragama, memiliki jiwa yang tangguh
budi pekertinya, peduli baik dengan orang lain maupun lingkungan, mengajarkan
mencintai produk dalam negeri, mengingat sejarah, meningkatkan persatuan dengan
bergotong-royong antar masyarakat, serta buku sekolah/lainnya, gedung kelas,
dan teknologi sebagai sarana yang mendukung jalannya produktivitas proses
belajar mengajar siswa, terutama saat sekolah online (daring) mengingat kondisi
di seluruh dunia masih dirundung pandemi. Meskipun sudah beberapa negara telah
menjalankan kembali sistem pendidikan tatap muka, tetapi masih ada sebagian yang
menjalankan sistem daring maupun secara pembagian shift dengan tetap
menjalankan protokol kesehatan. Apabila pendidikan tidak ditingkatkan
kualitasnya dan dibiarkan pasti lama kelamaan Negara Indonesia semakin
kehilangan jati dirinya yang akan mengancam kesatuan Negara. Jadi kita sebagai
generasi muda mari sama-sama bersatu saling mengingat siapa kita sebenarnya,
serta mempelajari isi juga mengamalkan 4 pilar Negara. Semoga kehidupan sosial
dalam negara menjadi lebih baik.
TUGAS IPS
LIVVIA KHUSNUL QOMATFIAN
212180090
PGSD 1C
Tahun Pelajaran 2021/2022
Universitas Muhammadiyah Purworejo