Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pada kesempatan kali ini, saya akan menulis pendapat saya
mengenai masalah pendidikan di Indonesia.
Menurut saya, pendidikan di Indonesia sangatlah kurang.
Pasalnya masih banyak sekolah yang kurang memenuhi standar pendidikan. Dan
masih banyak juga anak-anak di Indonesia yang belum merasakan pendidikan yang
layak dan bahkan putus sekolah. Lalu di Indonesiapun masih ada istilah “beli
nilai” bahkan ijasah pun bisa dibeli. Pendidikan Indonesia ini masih kekurangan
orang jujur. Buktinya nilai saja bisa dibeli, contoh kecilnya yaitu kian
maraknya joki tugas. Joki tugas ini bisa dilakukan secara online, dan untuk
tarif terbilang cukup murah. Apalagi saat pandemi covid-19 ini, banyak orang
yang butuh pekerjaan untuk mencukupi kebutuhannya. Jadi mereka membuka jasa
joki tugas online, dan untuk membayarnya dengan cara transfer ke rekening joki
tugas itu.
Di Indonesia, banyak sekolah yang tidak layak untuk dipakai
sebagai tempat belajar atau untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Pemerintahan
di Indonesia juga kurang memperhatikan sekolah-sekolah dipelosok negeri. Banyak
anak-anak di Indonesia yang kurang mampu, namun mempunyai semangat belajar yang
tinggi. Karena masalah ekonomi, yang membuat pendidikan mereka terhambat sehingga
mereka sering terganggu dalam proses belajar mengajarnya karena tempat yang
tidak layak. Seperti misalnya atap yang bocor saat musim hujan atau bahkan terkena
dampak banjir. Pemerintah kita tidak menyadari keadaan pendidikan di Indonesia
yang sangat memprihatinkan ini, sedangkan sering kali siaran televisi
menyiarkan berita tentang pendidikan di Indonesia yang kurang mengenakkan di
pelosok negeri ini. Tetapi pemerintah masih kurang peka terhadap permasalahan
pendidikan dan dampak yang terjadi pada anak-anak di Indonesia nantinya.
Sebenarnya untuk anggaran pendidikan di Indonesia terbilang
cukup banyak. Tetapi anggaran ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
pendidikan. Banyak anggaran yang disalah gunakan oleh pihak yang berwenang
hanya untuk kepentingan pribadi, anggaran pendidikan sering kali di korupsi
oleh mereka-mereka yang tidak bertanggung jawab, cukup miris pemerintah seolah
tutup mata dengan kejadian-kejadian seperti ini. Semua pihak atau kalangan
bawah merasa dirugikan karena adanya korupsi. Korupsi sangat mencoreng moral
aspek pendidikan. Oleh karena itu korupsi harus segera diberantas, karena
dampaknya sangat merugikan. Padahal jika di manfaatkan dengan benar, anggaran
akan sampai merata ke sekolah-sekolah pelosok yang sangat membutuhkan.
Pemerataan anggaran ini walaupun nanti hasil persentase pembagiannya nya hanya
mendapat sebagian, namun paling tidak jika merata pasti akan membantu mereka
yang kekurangan.
Kita sebagai manusia, pasti memiliki cita-cita. Dan dari sekolahlah
kita memulai untuk belajar agar bisa menggapai apa yang kita inginkan. Kita
mulai belajar lalu mendapat ilmu dan juga ijasah, surat yang paling dibutuhkan
sebagai bekal masa depan kita, khususnya untuk berkarir. Dan lagi-lagi karna
uang, orang yang tidak memenuhi pendidikan pun bisa mendapat ijasah hanya
dengan “membeli” bahkan dengan nilai yang sempurna. Yang sangat tidak adil bagi
masyarakat bawah adalah orang yang dengan mudah dan hidup lebih dari cukup yang
bisa membeli ijasah beserta nilai-nilainya, bisa mendapat jabatan yang tinggi
dengan upah gaji yang memuaskan pula. Tapi bagaimana dengan masyarakat kalangan
bawah, yang hanya bermodalkan niat dan pendirian yang kokoh untuk mencapai
pendidikan yang tinggi, yang belum terjamin masa depannya, kehidupan karirnya
untuk mendapatkan kedudukan selayak usaha dan keahlian yang mereka punya.
Keadilan di Indonesia sudah mulai pudar, orang dapat menghalalkan segala cara
untuk bisa hidup dengan mewah. Korupsi dimana-mana, tapi hukuman untuk para
koruptor masih belum seberapa. Buktinya banyak dari mereka yang belum jera, dan
masih banyak yang melakukannya. Perlunya sosialisasi tentang korupsi kepada
anak sejak dini sebenarnya cukup menguntungkan. Pasalnya anak-anak jadi
mengerti dampak dari korupsi, cenderung mereka lebih mempunyai rasa empati yang
mendalam.
Andai saja pemerintahan kita jauh lebih tegas pastilah tidak
akan ada yang merasa dirugikan. Kurangnya aspek pendidikan keagamaan, akhlak
dan berkehidupan bermasyarakat. Kembali ke masyarakat kalangan bawah, banyak
anak-anak di Indonesia yang tidak bersekolah karna tidak memiliki biaya. Mereka
menghabiskan hari-hari mereka untuk mencari uang, yang seharusnya dilakukan
orangtua mereka. Mereka kebanyakan mencari uang dijalanan, menjadi tukang
pengamen jalanan, peminta-minta dan bahkan ada juga yang bekerja sebagai
tukang angkut, yang biasanya bebannya sangat berat, pekerjaan yang seharusnya
dilakukan oleh orang dewasa.
Maka dari itu seharusnya pendidikan di Indonesia sebaiknya
mendapat perhatian lebih oleh pemerintah. Agar kualitas pendidikan Indonesia
tidak mudah diragukan lagi. Dan untuk pemerintah, semoga mereka cepat sadar
akan nasib anak-anak Indonesia yang kurang mendapat pendidikan. Pemerintah
tidak boleh tinggal diam atas permasalahan ini. Karena harus diluruskan, demi
mencapai kesejahteraan bersama.
Penulis : Regita Ayu Andini (Mahasiswa UMP)