foto/detik.com |
Pendidikan
merupakan usaha untuk mewujudkan suasana pembelajaran secara aktif guna
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut
diperlukan proses pembelajaran yang dimana peserta didik itu menerima
pendidikan karakter, pengetahuan, keterampilan dan sikap. Namun, akibat dari
pandemi saat ini, peserta didik tidak dapat menerima pendidikan yang
sebagaimana mestinya, bahkan ada pula peserta didik yang tidak bisa mengikuti
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirancang, khususnya terhadap
peserta didik tingkat TK dan SD. Karena pada dasarnya mereka belum mampu jika
harus belajar secara mandiri, masih perlu pendampingan orang tua dalam proses
pembelajarannya. Sedangkan orang tuanya tidak bisa mendampingi anaknya belajar
karena kesibukannya seperti bekerja dan lain sebagainya.
Banyak
orang tua yang mengeluhkan perihal masalah ini karena kesibukan mereka dan juga
tidak semua orang tua memahami apa materi yang ada pada anak-anak mereka, yang
menyebabkan peserta didik kesulitan dalam mendapatkan pendampingan belajar yang
baik. Tidak jarang orang tua yang menyalahkan pihak sekolah akibat adanya
sistem BDR (Belajar Dari Rumah), mereka sering beranggapan bahwa mendidik
adalah tugas guru, apabila dilakukan oleh orang tuanya masing-masing lalu apa
tugas guru itu.
Menanggapi
hal ini pembelajaran daring dapat diselingi dengan belajar kelompok yang
didampingi oleh gurunya. Pembelajaran ini terdiri dari 4-5 peserta didik, yang
di dalamnya merupakan kegiatan belajar mengajar dalam bentuk kelompok kecil
yang dilaksanakan di rumah peserta didik atau gurunya. Jadi sistemnya bagi
peserta didik yang sedang melaksanakan tatap muka, maka pembelajaran dan
tugasnya berlangsung secara luring pada kelompok tersebut, sedangkan bagi
peserta didik lainnya melaksanakan pembelajaran daring, begitupun seterusnya hingga
semuanya bisa bertatap muka. Hal ini dapat sedikit membantu karena peserta
didik bisa menanyakan apa saja yang belum dipahami ketika pembelajaran daring,
sehingga ada kemungkinan peserta didik dapat mengikuti pembelajaran yang ada.
Namun, kegiatan ini juga perlunya kerja sama antara orang tua dan gurunya,
karena orang tua yang menghantarkan dan membimbing anaknya untuk kegiatan
berkelompok.
Selain
melakukan pembelajaran kelompok, dapat juga dilaksanakan pembelajaran
pergantian shift yang dilaksanakan di sekolah. Seperti yang sedang dilaksanakan
saat ini, saat situasi sudah semakin membaik, jadi peserta didik ke sekolah
untuk tatap muka sesuai dengan shift dan jadwalnya. Hal ini cukup efektif
karena peserta didik akan lebih banyak melaksanakan pembelajaran tatap muka
sehingga dapat tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Ketika pendidikan bertatap
muka dilaksanakan perlu ditanamkan pada peserta didik sikap mencintai belajar
dan juga literasi. Akibat dari pandemi yang berkepanjangan ada peserta didik
yang justru menjadi tidak menyukai belajar bahkan pergi ke sekolah khususnya
untuk anak tingkat rendah, karena mereka terbiasa untuk belajar dari rumah.
Cara
menanamkan sikap suka belajar pada siswa Sekolah Dasar dapat dilaksanakan
dengan membuat media-media yang menarik seperti pembelajaran sambil bermain dan
lain sebagainya. Media yang digunakan sebisa mungkin media interaktif, jadi
terdapat komunikasi antara media dan siswa tersebut, sehingga menyebabkan
peserta didik aktif di dalam kelas. Media dapat berupa media konvensional dan
media cetak. Contoh dari media konvensional yaitu buku, peta timbul, roda
berputar, dan puzzle, sedangkan untuk media cetak berupa komik, majalah, koran
dan teka teki silang. Pembelajaran menggunakan media akan lebih mudah dipahami
dan peserta didik akan merasa senang tentunya. Selain mudah dipahami, media
juga dapat digunakan sebagai selingan agar siswa tidak merasa bosan dengan
pembelajaran dengan sistem ceramah.