Di tengah pandemi virus corona ini, masalah sosial nampaknya semakin mencuat naik dan mendapatkan perhatian publik. Sebagian besar, permasalahan ini terjadi karena kurangnya kemampuan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang memberikan dampak ke banyak hal.
Mungkin dapat kita sepakati, Indonesia sekarang ini memiliki cukup banyak permasalahan yang perlu segera diatasi. Permasalahan ini juga tidak lepas kaitannya dengan hubungan sosial di dalam masyarakat Indonesia. Melihat kepadatan penduduk di Indonesia, masalah ini seperti tidak ada habisnya dari individu ke individu lain atau dari kelompok ke kelompok lain.
Benar, permasalahan sosial yang dialami di Indonesia memang memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Mulai dari yang kecil seperti lingkungan keluarga, hingga ke permasalahan yang cukup besar yang menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan)
Secara sederhana, masalah sosial dapat diartikan sebagai perselisihan sebuah masyarakat yang disebabkan interaksi sosial individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau bisa juga antara kelompok dengan kelompok. Normalnya, masyarakat seharusnya bisa saling berdampingan dalam bermasyarakat yang memang kental atas nilai sosial dan unsur-unsur kebudayaan.
Ada banyak masalah sosial yang terjadi di penghujung tahun 2021 ini. Seperti tingginya angka penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona. Masalah sosial lainnya adalah jauhnya kesenjangan antar masyarakat jika dilihat dari faktor ekonomi.
Sehingga jika disimpulkan, masalah sosial adalah suatu kondisi yang tidak diinginkan yang tidak sesuai dengan unsur budaya serta membahayakan kehidupan kelompok sosial sehingga perlu diatasi.
Ada beberapa faktor lain yang menyebabkan terjadinya masalah sosial di Indonesia, mulai dari faktor ekonomi, budaya, biologis, dan juga psikologis.
Untuk lebih mengenal mengenai masalah sosial, berikut masalah-masalah dan solusi yang mungkin bisa diterapkan.
Tingginya Penyakit Menular sedang menjadi perhatian banyak orang, bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Merebaknya Covid-19 di Indonesia bahkan melahirkan banyak masalah sosial baru yang tidak kalah urgensinya untuk segera dibereskan.
Covid-19 bukan hal yang remeh, bahkan pemerintah menerapkan darurat nasional untuk hal ini. Solusi untuk masalah ini adalah adanya kesinambungan antara kebijakan pemerintah dan reaksi yang diambil masyarakat.
Pemerintah harus aktif memberikan berbagai pengetahuan dan penyuluhan mengenai virus ini kepada masyarakat. Sebagai masyarakat, juga harus bisa memenuhi protokol kesehatan agar virus tidak mendapatkan inang baru untuk terus menyebar.
Kemiskinan masih menjadi salah satu masalah sosial yang mendarah daging di Indonesia dari tahun ke tahun. Di tambah dengan adanya virus Covid-19, banyak pihak yang bisa saja jatuh ke jurang kemiskinan jika masalah ini tidak coba dientaskan. Solusi untuk menghadapi kemiskinan secara umum adalah dengan mendorong masyarakat untuk menjadi pelaku usaha atau berwirausaha. Khusus dalam pandemi ini, masyarakat juga harus kreatif dalam mencari cara untuk bisa berwirausaha tanpa harus melanggar protokol kesehatan yang ada.
Pendidikan yang Rendah merupakan permasalahan di Indonesia yang sudah mengakar. Dengan adanya pendidikan yang rendah ini, bisa timbul berbagai masalah sosial lain seperti kemiskinan dan kurangnya daya saing masyarakat Indonesia dengan masyarakat di luar negeri. Bahkan, karena banyaknya warga yang menjadi korban pendidikan yang rendah, Indonesia dikenal sebagai negara pemasok Pembantu Rumah Tangga (PRT) yang biasa disebut sebagai pahlawan devisa. Padahal, Indonesia memiliki kapabilitas yang lebih baik daripada itu.
Sebenarnya pendidikan di Indonesia sudah terus membaik dari tahun ke tahun. Namun, masalahnya adalah luasnya negara Indonesia yang membuat akses pendidikan menjadi tidak merata di seluruh Indonesia.
Solusi yang bisa ditawarkan adalah pemerintah harus bisa segera meratakan pendidikan di tanah air agar kualitas pendidikan di pelosok tidak kalah dengan di kota-kota besar. Adanya aplikasi-aplikasi belajar online juga sangat membantu untuk mereka dalam mengejar ketertinggalan.
Pesatnya perkembangan teknologi membuat masalah sosial yang baru, hal ini biasa disebut modernisasi. Lambatnya transisi masyarakat dari tradisional ke masyarakat modern membuat Indonesia kurang memiliki daya saing dibanding negara-negara lainnya. Hasilnya, Indonesia masih berkegantungan dengan negara-negara lain, baik itu untuk pengelolaan bahan dasar yang sebenarnya Indonesia memiliki begitu banyak aset, hingga sumber daya manusianya. Tidak jarang, perusahaan lebih memilih mempekerjakan tenaga asing karena lebih kompeten dalam pengoperasian teknologi-teknologi teranyar.
Untuk mengatasi masalah satu ini, pemerintah harus lebih aktif untuk membina masyarakat agar bisa lebih adaptif dengan perkembangan teknologi.
Pengangguran, seperti yang sempat disinggung pada bagian modernisasi, kalahnya SDM lokal dengan SDM dari asing membuat angka pengangguran tumbuh subur di Indonesia. Hal ini memicu banyaknya penduduk Indonesia yang tidak produktif tetapi memiliki kebutuhan hidup sehari-hari, tidak sedikit masyarakat yang menimbulkan masalah sosial baru, yakni kriminalitas.
Solusinya, sebenarnya sedikit banyak pemerintah sudah mulai mengangsurnya, yakni memberikan pelatihan untuk sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia. Pelatihan ini bisa banyak hal, baik itu untuk berwirausaha, pelatihan tenaga kerja, hingga pelatihan bahasa asing yang membuat SDM dari Indonesia memiliki kualitas untuk dipekerjakan.
Banyak masyarakat yang menyuarakan bahwa Indonesia memiliki kesenjangan hukum. Mereka percaya bahwa hukum di Indonesia dewasa ini lebih tajam ke bawah dibandingkan ke atas. Pandangan ini melahirkan ketidakpercayaan masyarakat akan hukum. Jika masyarakat suatu negara tidak percaya dengan hukum yang menjadi batasan interaksi sosial antara masyarakat, bisa menyebabkan kegaduhan atau bahkan kekacauan yang bisa membahayakan negara.
Untuk hal ini, hanya ada satu solusinya, yakni memperbaiki seluruh ekosistem hukum di Indonesia agar bisa menjalankan hukum yang semestinya dan tidak berpihak pada pihak manapun.
Indonesia masih belum bisa bebas dari korupsi. Dari tahun ke tahun, ada saja kasus korupsi yang begitu masifnya terjadi. Baru-baru ini, oknum Asuransi Jiwasraya bahkan dipercaya melakukan tindakan korupsi yang nilai kerugiannya sampai triliunan rupiah.
Faktor penyebab tingginya angka korupsi di Indonesia bisa jadi disebabkan dengan adanya kesenjangan hukum yang telah disebutkan di atas. Yang mana, banyak oknum-oknum yang tidak takut dengan hukuman korupsi karena merasa hukum bisa dipermainkan.
Untuk masalah ini, solusinya sebenarnya sama dengan masalah sosial bagian kesenjangan umum, yakni mempertegas kembali hukum yang ada. Bahkan, pemerintah bisa memberikan hukuman yang jauh lebih berat kepada koruptor daripada apa yang sudah diterapkan sekarang ini.
Semenjak adanya internet, kita menjadi bisa lebih banyak melihat pertikaian yang terjadi. Pertikaian ini bisa terjadi karena adanya gesekan antara satu pihak dengan pihak lainnya yang saling berselisih. Karena adanya internet, pertikaian seperti dipelihara dan sengaja dibesarkan oleh warganet agar gesekan ini terus menerus terjadi.
Solusi yang bisa dilakukan adalah mengajak pihak yang bertikai untuk bisa merefleksikan diri mereka terhadap pancasila. Di dalam ideologi pancasila kita menemukan bahwa perbedaan adalah yang membuat kita lebih berwarna jika kita bersatu. Selain itu, tiap individu masyarakat internet juga harus bisa menerapkan etika dalam berinternet agar gesekan demi gesekan tidak terus menerus terjadi.
Dari pertikaian, bisa melahirkan masalah sosial yang lebih berbahaya, yakni konflik antar kelompok. Konflik ini biasanya terjadi karena ada kesenjangan sosial antara satu kelompok dan kelompok lainnya yang berbeda sudut pandang, budaya, dan pemahamannya.
Solusi yang bisa dilakukan untuk hal ini adalah dengan berupaya untuk mengintegrasikan tiap bagian masyarakat dan menerima keberagaman sebagai identitas dari negara Indonesia.
Masalah sosial kenakalan remaja bisa terjadi karena banyak hal. Misalnya seperti kurangnya perhatian orang tua, buruknya lingkungan pergaulan, hingga asupan konten yang belum bisa ditelan mentah-mentah oleh remaja.
Solusi untuk hal ini adalah masyarakat harus bisa memberikan perhatian lebih kepada remaja di lingkungannya. Selain itu orang tua juga harus berperan aktif untuk menjaga moral dari sang anak. Institusi pendidikan juga bisa memberikan dorongan untuk remaja melakukan berbagai kegiatan positif agar tidak terlibat kenakalan remaja.
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Peendidikan Guru Sekolah Dasar dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammmadiyah Purworejo/Dede Widiawati.