Pandemi
Corona virus bermula pada laporan pertama wabah COVID-19 yang berasal dari
sekelompok kasus pneumonia manusia di Kota Wuhan, China, sejak akhir Desember
2019. Tanggal paling awal timbulnya kasus adalah 1 Desember 2019. Gejala dari
pasien meliputi demam, malaise, batuk kering, dan dispnea yang didiagnosis
sebagai gejala infeksi virus pneumonia. Awalnya, penyakit itu disebut pneumonia
Wuhan oleh pers karena gejala yang serupa pneumonia. Hasil sekuensing genom
menunjukkan bahwa agen penyebabnya adalah corona virus baru. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) untuk sementara menamai virus baru 2019 novel coronavirus
(2019-nCoV) pada 12 Januari 2020 dan kemudian secara resmi mengubahnya menjadi
penyakit corona virus 2019 (COVID-19) pada 12 Februari 2020.
Selasa
2 Maret 2020, kasus pertama virus corona (Covid-19) ditemukan di Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan ada 2 warga negara Indonesia (WNI)
yang positif terjangkit virus corona. Keduanya merupakan warga Depok, Jawa
Barat. Dua pasien kasus pertama Covid-19 di Indonesia itu yaitu seorang
perempuan berusia 31 tahun bernama Sita Tyasutami dan ibunya, Maria
Darmaningsih yang berusia 64 tahun.
Virus
ini menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi melalui partikel
cairan kecil ketika orang tersebut batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau
bernapas. Partikel ini dapat berupa droplet yang lebih besar dari saluran
pernapasan hingga aerosol yang lebih kecil. Sebagian besar orang yang tertular
COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa
penanganan khusus. Namun, sebagian orang akan mengalami sakit parah dan
memerlukan bantuan medis. Untuk itu dilakukan beberapa pencegahan seperti
memakai masker dan sosial distancing(jaga
jarak).
Pandemi
yang semakin bertambah banyak kasusnya dari ke hari ini sudah terhitung hampir
2 tahun virus ini masuk ke indonesia yang menyebabkan berbagai dampak dari
berbagai aspek kehidupan,tak terkecuali aspek pendidikan. Jelas sekali bahwa
pandemi ini merubah tatanan hidup masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat mulai
anak-anak sampai dewasa pun terkena imbasnya.
Pada aspek pendidikan, seperti yang sudah
diketahui, beberapa waktu belakangan ini semua pembelajaran secara langsung
telah ditiadakan. Ini merupakan dampak Corona bagi pendidikan yang paling
jelas terlihat dan dapat dirasakan oleh semua orang. Hal ini dilakukan guna
menaati peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dibuat oleh
pemerintah, agar dapat menekan penyebaran virus Corona. Meskipun begitu,
pembelajaran tetap berjalan secara online. Baik murid atau mahasiswa dan juga
guru atau dosen harus beradaptasi dengan situasi ini. Namun, pembelajaran ini
dinilai kurang efektif karena kebanyakan siswa lebih difokuskan pada
tugas-tugas. Para siswa biasanya sangat bergantung kepada orang tua, ilmu yang
diserap pun kurang maksimal daripada pembelajaran sebelumnya.
Permasalahan lain
dari adanya sistem pembelajaran secara online ini adalah akses informasi yang
terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi.
Siswa terkadang tertinggal dengan informasi akibat dari sinyal yang kurang
memadai. Akibatnya mereka terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas yang
diberikan oleh guru. Belum lagi bagi guru yang memeriksa banyak tugas yang
telah diberikan kepada siswa, membuat ruang penyimpanan gadget semakin
terbatas. Penerapan pembelajaran online juga membuat pendidik berpikir kembali,
mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Yang awalnya
seorang guru sudah mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan,
kemudian harus mengubah model pembelajaran tersebut.
Walaupun banyak
tenaga pendidik, peserta didik maupun masyarakat yang belum siap menghadapi era
revolusi industry 4.0, pembelajaran daring di tengah pandemi covid-19 ini
seakan-akan memaksa semua manusia harus siap terhadap perkembangan teknologi
saat ini. Jika dilihat dalam perspektif sosiologi, kebijakan ini merupakan
langkah yang tepat dilakukan dalam kondisi seperti ini. Seperti ada percepatan
agar masyarakat lebih cepat maju, dengan teknologi internet sekarang, misalnya
dengan belanja dengan system online, lebih disukai masyarakat dan mengurangi
waktu dan biaya transfort, apalagi masa covid-19. Karena lebih aman dan sehat.
Kita harapkan semoga pandemi covid-19 lekas berakhir, semua warga bangsa
senantiasa sehat dan proses kehidupan dapat berjalan normal kembali dengan
menciptakan manusia manusia baru yang memiliki pola pikir positif yang sarat
solidaritas sosial.
Penulis :
Prodi : PGSD
Universitas Muhammadiyah Purworejo