Peresmian ini langsung oleh camat Pituruh Yudhie Agung Prihatno, S.STP.MM. dengan penyerahan secara simbolis tumpuk dan bakteri dekomposter dari Bapak Camat Pituruh kepada ketua Gapoktan "Tani Abadi" Desa Dlisenkulon. Acara ini dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan. Dengan menghadirkan beberapa lembaga yang berada di desa.
Kepala Desa Dlisenkulon Sukarman, dalam sambuatannya mengucapkan rasa bangga dan bersukur atas Launching Program Desa Mandiri Pupuk Desa Dlisenkulon. Program ini adalah gagasan dari Direktur Bumdes “Harapan Baru” desa Dlisenkulon yang sebenarnya sudah cukup lama, namun demikian baru pada hari ini kami berkesempatan untuk melaunching secara resmi agar dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Adapun dalam gagasan Desa Mandiri Pupuk ini salah satunya bentuk keprihatinan yang mendalam mengenai permasalahan pupuk yang selalu muncul di desa kami setiap kali musim tanam datang. Misalnya mulai dari keterlambatan pengiriman, ketidaksesuaian dengan kebutuhan petani bahkan sampai dengan kelangkaan. Sehingga dengan program ini diharapkan nantinya tidak ada lagi permasalahan itu dan sekaligus merupakan wujud sumbangsih kami petani desa Dlisenkulon untuk membantu meringankan beban pemerintah khususnya dibidang perpupukan.
Yang kedua dalam upaya mengembalikan sejarah bahwa duhulu desa kami adalah penghasil beras yang memiliki cita rasa dan tekstur yang khas yang disukai oleh tetangga desa, karena pada waktu itu semua dibudidayakan secara alami. Namun sejalan dengan pogram revolusi hijau dimana penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia yang cukup dominan mengakibatkan kerusakan ekosistem lahan, semakin sulitnya pengendalian hama dan penyakit karena ikut punahnya musuh alami (predator} dan hilangnya ciri khas cita rasa beras kami.
Serta untuk Mengurangi biaya produksi budidaya pertanian, sebab sesungguhnya satu-satunya faktor produksi yang dapat ditekan hanyalah pupuk, sebab hampir tidak mungkin kita dapat menekan biaya pengadaan benih, tenaga kerja maupun obat-obatan.
"Adanya desa mandiri pupuk ini diharapkan menjadikan desa kami sebagai desa pelopor terbentuknya kawasan sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan khususnya di Kecamatan Pituruh, sehingga wilayah kecamatan Pituruh dapat menjadi sentra produksi bahan pangan yang sehat." ucapnya.
Sementara itu, Camat Pituruh Yudhie Agung Prihatno menambahkan sangat mengapresiasi apa yang dilakukan kepala desa Dlisenkulon dan Bumdes Harapan baru yang konsisten dalam usaha pengelolaan sampah, setelah sebelumnya mengubah sampah plastik menjadi BBM dan saat ini memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk cair. Ini juga bersinergi dengan potensi dan arah pengembangan kecamatan Pituruh sebagai kawasan wisata pertanian dan wisata edukasi pertanian kedepannya.
"Ini harus diperhatikan karena ada proses perubahan perilaku penggunaan dari pupuk kimia ke organik maka diperlukan keseriusan dan kesabaran baik dalam pendampingan maupun oleh para petani sendiri sehingga nantinya penggunaan pupuk organik benar-benar bisa menggantikan pupuk kimia yang secara jangka panjang akan menguntungkan para petani baik dari segi biaya maupun kelestarian lahan pertanian tanpa mengurangi hasil yang didapatkan sehingga benar-benar menjadi desa mandiri pupuk serta menjadi harapan baru masyarakat Dlisenkulon. " tutupnya.