Pemasangan biopori ke dalam tanah
Sumber: Dokumentasi Pribadi |
PURWOREJO, Musim hujan yang terjadi hampir setiap hari sejak akhir tahun 2020 membuat banyaknya genangan wilayah di Kelurahan Sindurjan, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Hal tersebut dikarenakan curah hujan yang tinggi dan sebagian wilayah Kelurahan Sindurjan kurang bidang resapan akibat dari berkurangnya lahan hijau untuk resapan air yang berubah menjadi pemukiman warga. Di RT 05 RW 03 juga terdapat permasalahan yaitu belum maksimalnya pemanfaatan sampah organik sehingga sampah organik hanya dibakar oleh warga. Banyaknya genangan dan sampah organik tersebut membuat salah satu mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan, Universitas Diponegoro bernama Riga Whima Novaranti yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata dengan Dosen Pembimbing Lapangan Dr.rer.nat Thomas Triadi Putranto,ST,M.En membuat sebuah solusi untuk mengurangi genangan dan sampah organik supaya tidak menjadi tempat berkembang biaknya vector penyakit seperti nyamuk dengan cara pembuatan lubang biopori.
Proses Pembuatan Biopori |
Biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Selain untuk resapan air, biopori juga dapat digunakan untuk membuat kompos dari sampah-sampah organik. Lubang biopori dibuat di wilayah-wilayah yang kurang bidang resapan yang ditandai dengan terbentuknya genangan saat terjadi hujan.
Biopori dibuat dengan menggunakan pipa paralon (80-100 cm) yang dilubang-lubangi menggunakan bor listrik dan ditutup menggunakan tutup pralon yang dibuat berlubang. Selanjutnya tanah di lubangi menggunakan bor tanah/ linggis dengan kedalaman kurang lebih 1 meter. Kemudian pipa paralon tersebut ditanam ke dalam lubah tanah. Setelah ditanam, lubang tersebut diisi oleh sampah-sampah organik contohnya daun.
Dalam pelaksanaannya pada tanggal 18 sampai 21 Januari 2021, mahasiswa
mengikutsertakan masyarakat sekitar. Dari program pembuatan biopori tersebut
masyarakat berharap dapat mengurangi genangan-genangan air yang dapat terbentuk
saat musim hujan dan sampah organik. Sebelumnya masyarakat di lokasi KKN belum
pernah membuat biopori, sehingga dengan adanya program ini masyarakat juga
sekaligus mendapat pengetahuan baru mengenai salah satu cara untuk menambah
bidang resapan.
#KKNtim1periode2021
#p2kknundip
#lppmundip
#undip
Penulis : Riga Whima
Novaranti (FKM Universitas Diponegoro)
DPL: Dr.rer.nat
Thomas Triadi Putranto,ST,M.En