BRUNO, (pituruhnews.com) - Sebanyak 13 rumah di Desa Tegalsari Kecamatan Bruno mengalami rusak parah akibat tanah di sekitar bangunan itu bergerak. Dua diantara rumah tersebut bahkan roboh. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Dikutip, Purworejo.sorot.co, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, Sutrisno mengungkapkan musibah tanah bergerak terjadi pertama kali sejak Rabu (13/1/2020) sekira pukul 02.00 WIB. Tanah terus bergerak hingga menyebabkan dua fondasi rumah hancur mengakibatkan rumah ambruk pada Jumat (15/1/2021) sore.
Tanah labil di sekitar lokasi menyebabkan tanah bergerak dan terbelah. Tanah di lokasi mengalami keretakan dan amblas membuat rongga yang cukup dalam.
Data yang berhasil dihimpun, dua rumah roboh yakni milik Zainal Abidin dan Mad Yunus, sementara 11 lainya yakni Nur Tawabin, Ali Sukron, Zaenudin, Wasilah, Jami, Saefudin, Kemah, Maksud, Isman, Mahmud, dan Muhdor.
Untuk memastikan keselamatan, seluruh warga terdampak sudah mengungsi di tempat yang lebih aman. Mereka mengungsi di rumah tetangga yang aman dari retakan tanah,” kata Sutrisno.
Kondisi tanah di sekitar lokasi, kata Sutrisno, memang cukup labil usai diguyur hujan deras beberapa waktu lalu. Selain itu, kondisi tanah berkontur miring di wilayah perbukitan juga menjadi pemicu tanah bergerak.
Kondisi ini nantinya akan segera dilaporkan kepada Bupati, Gubernur hingga Pemerintah Pusat guna memastikan para warga terdampak mendapatkan hunian yang layak untuk ditempati. Dipastikan kondisi tanah saat ini tidak mungkin lagi untuk ditempati warga terdampak.
Sampai hari ini masih bergerak. Lokasi tersebut tidak mungkin ditempati lagi karena mungkin akan longsor. Tidak mungkin warga kembali menempati rumah yang kini telah rusak,” ujarnya.
Ini yang harus dicari solusinya apa nanti hunian sementara, nanti kami laporkan kepada Bupati dan Provinsi, bahkan kepada pusat karena mereka (warga terdampak) segera harus mendapatkan solusi,” imbuhnya.
Sutrinsno menjelaskan, saat ini pihaknya dibantu pemerintah desa dan sejumlah relawan terus memantau perkembangan kondisi tanah di lokasi kejadian. Kerugian akibat kejadian tersebut ditaksir mencapi ratusan juta rupiah.
Kita membangun posko siaga bencana, darurat bencana. Ada dari desa, Tagana, kemudian Banser ada disana masih siaga,” katanya.