KRANDEGAN, (pituruhnews.com) - Dimasa pandemi covid-19, semua kebutuhan sehari-hari masyarakat masih cukup tinggi. Di Purworejo ada salah satu desa menggagas sebuah aplikasi berbasis online dinamakan "Ngojol" atau Ngojek Online.
Aplikasi ini digagas oleh Kepala Desa Krandegan Dwinanto, karena melihat dibeberapa wilayah di Purworejo khususnya daerah pelosok masih belum terjangkau oleh transportasi online seperti grab dan gojek.
Dwinanto mengatakan bahwa guna memenuhi kebutuhan transportasi berbasis internet, ia menggagas pembuatan aplikasi ojek online bernama Ngojol (ngojek online) yang dijalankan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Karya Muda Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Purworejo
"Awalnya saya mencari ojek online didaerah sini, namun harus order dulu dari Kutoarjo sampai ini. Setalahnya saya baru bisa menggunakan ojek online dari sini. Melihat itu saya berinisiatif bagaimana biar cara ini lebih mudah pakai ojek online lalu tercetuslah "Ngojol ini. " ucap Dwinanto kepada Tim Pituruh News, Kamis, 26/11/2020.
"Adanya Ngojol ini guna membantu warga yang butuh ojek dan pengojek yang saat ini kesulitan mendapat penumpang. " imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa saat ini driver Ngojol ini sudah mencapai 300 driver. Driver tersebut sudah tersebar diseluruh kecamatan diwilayah kabupaten Purworejo, bahkan sudah ada juga yang berada di Yogyakarta.
"Ngojol ini gagasan desa Krandegan ini bukan merupakan pesaing dari perusahaan besar ojek online yang sudah ada. Akan tetapi ngojol ini hanya mengisi cela atau kekosongan dari wilayah yang belum tercover oleh ojek online saat ini. " kata Dwinanto.
"Dengan adanya aplikasi Ngojol ini cukup banyak peminatnya, dan ingin bergabung menjadi driver Ngojol. Namun di karenakan jumlah driver area kota sudah mencukupi, untuk saat ini penerimaan lebih di prioritaskan dari wilayah pinggiran." imbuhnya.
Ia juga mengatakan bahwa untuk sementara ini pendaftar diwilayah kota dipending, karena sudah cukup banyak driver. Jadi baru menerima pendaftar yang berasal di pinggiran kota Purworejo.
"Kita prioritaskan pinggiran dulu, supaya merata dari pinggiran. Jadi kalau ada warga sekitaran yang butuh itu bisa. " imbuhnya.
"Sampai hari, pasti ada yang order Ngojol, cuma masih banyak pengguna yang sifatnya uji coba saja. Hal ini karena masih penasaran apakah beneran, jangan-jangan tidak bisa order. Sehingga seringkali driver mengeluh dapat order kemudian di cancel. " kata Dwinanto.
Menurut informasi yang diperoleh tim Pituruh News, bahwa kelebihan Ngojek Online Karya Muda BUMDes Kradegan ini memiliki layanan yang sanggup mengcover wilayah pelosok Purworejo hingga pedesaan. Tarif yang dimiliki Ngojol lebih murah, perhitungan tarif flat 2000 rupiah setiap kilometernya.
"Kita masih mencari inverstor, dan driver belum memiliki seragam kerana sebagianya memang belum resmi. Untuk saat ini server masih numpang, kantor masih di balaidesa, untuk kedepan akan mengembangkan seragam dan mencari investor. " ucapnya.
"Untuk BUMDes sendiri juga membuka pembuatan aplikasi online dan website. Dan desa Krandegan juga mempunyai aplikasi siPolgan, warung désa, Kamu Pay dan Marketplace. Jika ingin memakai aplikasi Ngojol bisa di download melalui playstore. " pungkasnya. (PN/Phai)