Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Rangsangan yang dimaksud ini adalah perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Fungsi dari penggunaan media pembelajaran antara lain, menarik perhatian siswa, membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran, memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan), mengatasi keterbatasan ruang, pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, waktu pembelajaran bisa dikondisikan, dan menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
Dengan demikian, penggunaan media sangatlah penting dalam suatu pembelajaran. Mengingat pentingnya keberadaan media pembelajaran tersebut maka yang harus di lakukan guru SD adalah memiliki kekreatifan, keterampilan, dan selalu inovatif dalam memilih, menciptakan, dan menggunakan media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan klasifikasi materi pembelajaran. Karena setiap jenis media mempunyai kemampuan yang berbeda pula. Dengan kemampuan memilih, menciptakan, dan membuat media yang tepat tentunya akan meningkatkan kinerja dalam merancang pembelajaran di SD. Pemilihan media pembelajaran terutama untuk siswa SD perlu dilakukan secara lebih cermat dan nyata karena anak usia SD berada pada tahapan berfikir operasional konkret. Dimana media itu harus nyata dan jelas, agar menjadikan siswa memiliki pemahaman yang sama dengan teman-teman lainnya.
Salah satu media pembelajaran yang cocok untuk anak SD adalah media Pop-Up Book. Pop-Up Book adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur tiga dimensi serta memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik dan tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka. Maka dari itu, siswa SD akan mempunyai ketertarikan lebih pada media Pop-Up Book karena media tersebut berbeda dengan buku pada umunya. Biasanya isi media Pop-Up Book sangat berwarna-warni dan juga sangat bervariasi. Anak SD yang pemikirannya masih operasional konkret butuh materi yang diiringi oleh benda yang nyata atau benda tiga dimensi. Sehingga apabila anak SD menggunakan media Pop-Up Book akan sangat terbantu untuk memahami materi, karena Pop-Up Book berisi materi yang bisa dijadikan seperti nyata atau tiga dimensi.
Manfaat media Pop-Up Book sendiri menurut Dzuanda (2011 : 5-6) yaitu mengajarkan anak untuk menghargai buku dan merawatnya dengan baik, mengembangkan kreatifitas anak, merangsang imajinasi anak, memberi pengetahuan serta memberi pengenalan bentuk benda secara nyata, dan dapat digunakan sebagai media untuk menumbuhkan motivasi baca pada anak.
Adapun yang menjadi landasan dalam pengunaan media pembelajaran di SD adalah filosofis, edukatif, pesikologis, dan karakteristik seni rupa. Secara filosofis, penggunaan media secangih apapun media pembelajaran tersebut tentunya tidak akan menghilangkan peran interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru tetap berperan penting dalam proses pembelajaran, guru tidak bisa apabila hanya digantikan dengan media pembelajaran. Guru dan media pembelajaran berjalan saling beriringan, sama-sama penting untuk menciptakan pembelajaran di SD yang kreatif, inovatif, dan efektif.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media pembelajaran di SD sangatlah penting, karena media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang cocok untuk anak SD adalah media Pop-Up Book. Pop-Up Book adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur tiga dimensi serta memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik dan tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka. Sehingga dapat menciptakan pemikiran tiap-tiap anak akan sama, karena akan disajikan dengan gambar nyata atau tiga dimensi. Tanpa media pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan maksimal, begitu pula dengan guru. Sama-sama penting untuk mendukung terciptanya proses belajar-mengajar. Karena guru tidak bisa digantikan posisinya oleh media pembelajaran. Jadi, antara guru dan media pembelajaran harus berjalan dengan seimbang dan beriringan. Agar terciptanya proses belajar-mengajar yang maksimal.
Karya Mahasiswa UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO :
Nama : Delyla Millenia Valent
Kelas : PGSD III B
NIM : 182180064