PURWOREJO, (pituruhnews.com) - SMAN 10 Purworejo sebagai satu-satunya SMAN di Kabupaten Purworejo pada tahun 2019 diamanahi untuk mengelola Program Kewirausahaan.
Demi menjaga amanah, melecut diri, mematik kesadaran peserta didik untuk semangat menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Dalam mengamati alam sekitar, kecermatan dan kekompakan seluruh indera amat dibutuhkan dalam menggali ide untuk suksesnya Program Kewirausahaan SMA yang diprakarsai Direktorat Pendidik Menengah.
Bersinergi dengan keasrian dan kekayaan lokal Kecamatan Pituruh terlahirlah ide ini, yaitu ditemukan satu komoditi yang setiap musim kemarau melimpah, namun belum dimaksimalkan potensinya.
Tanaman ini dapat menjadi salah satu tanaman yang penting juga untuk menjaga ketahanan pangan.
Kepala Sekolah SMA N 10 Purworejo |
Bisa menjadi alternatif pengganti terigu, atau pun beras. Tanaman ini dipilih oleh Anak-Anak SMAN 10 Purworejo, dengan tujuan untuk membantu para petani memasarkan produk dengan lebih inovatif sehingga dapat menaikkan harga pasar, menaikkan semangat para petani dalam pembudidayaannya. Dia adalah Pati Temu Lawak.
Melalui tangan terampil anak-anak dan difasilitasi para ahli, pati temu lawak ini dikreasikan menjadi kue kering camilan "Temu Manis, Teman Manis Sehat dan Higienis".
"Bila lazimnya kue camilan selalu berbahan dasar tepung terigu, ditangan anak-anak Kewirausahaan SMAN 10 Purworejo, terigu tersebut digantikan dengan pati temu lawak, " ujar Kepala Sekolah SMA N 10 Purworejo Setyo Mulyaningsih.
Dikatakan, Setyo Mulyaningsih pada saat mengenalkan produk temu lawak di lokasi CFD Kabupaten Purworejo (Minggu, 03/11/2019). Pengenalan produk ini merupakan salah satu ikon yang dipilih melalui program Kewirausahaan SMA N 10 Purworejo.
"Alasan pengenalan produk dari anak-anak siswa SMA N 10 Purworejo ini di Car Free Day, karena ini merupakan tempat berkumpulnya warga masyarakat di Kabupaten Purworejo, harapanya salah satu hal yang dibidik dalam program kewirausahaan ini yaitu Temu Lawak, yang dioleh menjadi Temu Manis, Ini untuk mengangkat derajar petani temu lawak di Kecamatan Pituruh. " ucap Setyo Mulyaningsih.
"Karena selama ini temu lawak hanya diolah oleh masyarakat dengan cara hanya diambil temunya, diiris tipis dikeringkan dan dijual. Ditangan anak-anak SMA N 10 Purworejo dilirik dan diolah menjadi pati temu lawak. Dari olahan pati SMA N 10 Purworejo mencari tim ahli yaitu Ibu Ida salah satu pengajar salah satu SMK di Purworejo, melaluinya siswa dibimbingan dengan cara mencari ide, dan ditemukanlah olahan Temu Manis, " imbuhnya.
Penjualan produk |
"Diacara Car Free Day ini, kami menguji dan mengenalkan produk dari SMA N 10 Purworejo kepadaq masyakarakat di Kabupaten Purworejo, siapa tahu dengan munculnya produk ini menjadi keunggulan ketanganan pangan di Kabupaten Purworejo." ucapnya.
"Dengan adanya temuan produk ini, harapanya masyarakat petani temu lawak lebih meningkat, dan mereka tetap eksis mengembangkan temu lawak, tidak hanya berhenti disini, produk ini juga akan dilakukan uji laboratorium di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, dengan harapan setiap tahunnya akan ditemukan ide-ide berlian. " imbuhnya.
Produk olahan temu lawak yang dijual oleh SMA N 10 Purworejo, yaitu roti kering, stieck dan cendol. Harga cendol satu cup 5.000 rupiah, kue kering satu toples 15.000 dan stieck satu plastik dijual dengan harga 4.000.
"Selama ini kita tahunya temu lawak ini untuk jamu atau ada yang mengatakan obat herbal penambah nafsu makan, tapi kali ini tidak terasa lagi temu lawaknya dan enak." ucap Realita saat mencoba produk kreatif Anak-Anak Kewirausahaan SMAN 10 Purworejo.
"Produk olahan berbahan olahan ini rasanya krenyes di lidah, dengan menciptakan produk ini, karena SMA N 10 Purworejo peduli dengan Ketahanan Pangan Indonesia, " pungkasnya.
Reporter : Purnomo
Editing : Bayun, Luthfi