PURWOREJO, (pituruhnews.com) - "Gendhing Setu Legi" digagas sebagai sarana berkumpul masyarakat Jawa khususnya di area Purworejo dan sekitarnya. Tujuan kegiatan bertujuan untuk mengenalkan kembali seni budaya Jawa, meningkatkan kecintaan sebagai orang Jawa, serta mencoba memfasilitasi eksistensi dan aktualisasi diri kesenian lokal Purworejo.
Pemilihan hari Setu didasari pada tradisi Jawa untuk nguri-nguri tradisi orang Jawa yang melakukan pèngetan untuk hari lahir, weton, atau hari tertentu yang dianggap sakral. Dalam hal ini kemudian mengambil Hari Jadi Kabupaten Purworejo pada 27 Februari 1831 yang jatuh pada hari Minggu Pahing sebagai satu pijakan utama dalam penyelenggaraannya, sehingga kebiasaan orang Jawa melakukan lèk-lèkan (begadang) di malam hari sebelumnya itulah yang kemudian jatuh pada Sabtu Legi.
"Gendhing Setu Legi" mengundang seluruh masyarakat untuk datang selaku orang Jawa dengan menggunakan pakaian Jawa lengkap berupa Surjan Lurik, Jarik, Blangkon dan Pusaka untuk pria serta Kebaya dan Jarik untuk perempuan, serta memberikan ruang untuk berinteraksi dengan menggunakan Tata Cara dan Bahasa Jawa.
Dalam setiap gelarannya, "Gendhing Setu Legi" menyajikan:
1. Gendhing Gamelan Pendopo
2. Tarian Klasik Jawa
3. Wedhar Kawruh
Semoga "Gendhing setu Legi" menjadi salah satu wujud nyata bahwa putra-putri Purworejo masih tetap dan terus menjaga serta melestarikan budaya Jawa sebagai identitas dan jati dirinya.
Mangga sesarengan kempal wonten "Gendhing Setu Legi".